by

Serap Aspirasi Masyarakat, Anggota DPRD dari Fraksi Partai Demokrat Martinus Khiu Melakukan Reses di Desa Karya Bakti

Bengkayang, Media Kalbar

Hari ini tepatnya di Desa Karya Bakti, kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang, kunjungan anggota DPRD Kabupaten Bengkayang dari fraksi partai Demokrat Ir.Martinus Khiu guna menyerap aspirasi masyarakat melalui kegiatan reses merupakan amanah Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah khususnya pasal 161 huruf i, j dan k,seluruh Anggota DPRD Kabupaten Bengkayang melaksanakan kegiatan reses guna menyerap aspirasi rakyat di Daerah Pemilihannya masing-masing,Kamis (15/04/21) Pagi .

Warga Desa Karya Bhakti menyambut baik kegiatan reses ini dimana untuk menampung apa yang menjadi usulan-usulan warga diantaranya mengusulkan,Jembatan Melabuk, jalan penghubung bengkuang-rasau, sapras pertanian, rabat beton lingkungan, ruang kelas baru di bengkuang.

Turut hadir juga dalam kegiatan Reses tersebut diantara nya Kepala Desa Karya Bakti, Sekretatis Kecamatan Sungai Betung, Ketua BPD dan Anggota BPD Desa Karya Bakti, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat, Babinkabtibnas Dan Babinsa Sungai Betung, Ketua-ketua kelompok tani dan sejumlah Warga Desa Karya Bakti

“Selanjutnya Anggota DPRD Bengkayang dari fraksi Partai Demokrat Martinus Khiu langsung menyikapi menurutnya masalah-masalah bibit ini yang menjadi persoalan jadi kami dari pihak DPRD sudah memanggil kepala dinas pertanian saya juga sudah mempertanyakan bibit apa yang kalian kasih ke masyarakat ini,bibit JH kok bisa jadi jahe, BIMA itu jadi bibit madam, jadi pada dasar bibit dikasih ke masyarakat itu tidak bagus,ibaratnya kita ini mau menipu masyarakat tetapi penjelasannya begini dari Dinas pertanian,Kadang-kadang bibit itu kan ada yang dari penggadaan bibit dari anggran kabupaten,kemudian ada itu penggadaan bibit dari pemerintah provinsi,kemudian juga bibit itu melalui anggaran APBN yang artinya bibit itu dikirim dari jakarta dikirim ke kita di kabupaten ini yang kadang-kadang menjadi persoalan oleh karena itu bagaimana caranya ke depan saya sudah diskusi dengan saya akan di diskusikan dengan kepala desa, bagaimana kita ini bisa ada tempat dan ada lahan yang bisa nanti di situ kita jadikan tempat yang benar-benar untuk dijadikan produksi bibit yang betul berkualitas,sehingga bibit ini nanti kita sebarkan ke masyarakat bukan bibit yang kita ibaratkan datang dari pontianak,yang datang dari Jakarta,kan kemaren saya langsung telpon kepala dinas pertanian yana sebenarnya sudah terbukti tidak ada barang penggadaan dari pusat dan penggadaan dari provinsi kalau ditempat kita tidak ada penggadaan pupuk ori, Pak Kadis bayangkan kita sudah cape-cape kita mengharapkan supaya hasilnya kita ada tiba-tiba yang kita pupuk itu pasir kalau itu pasir nyaman kita ambil pasir ke sungai tinggal kita pupuk pake pasir tidak perlu dibantu pemerintah kan seperti itu dia inilah”, Ucapnya Pak Khiu.

Adapun Persolaan-persoalan yang memang menurut saya pengendalian itu harus dikerjakan secara ekstra yang artinya sebelum kita menerima pupuk itu yang kita selidiki dulu jangan waktu kita nanti memupuk sawit lalu betunggu-tunggu kenapa pupuk ini kenapa sawit saya hasilnya ngak bagus-bagus gimana mau bagus kalau pupuknya dari pasir”, Tutup Martinus Khiu. (Rinto Andreas)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed