by

Terkait Penggantian Derry, Kepala KSOP Pontianak: Mutasi Jabatan Itu Biasa, Jangan Isukan Ke Hal Lain

Pontianak, Media Kalbar

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Pontianak Capt Mozes Imanuel Karaeng ketika dikonfirmasi atas penggantian atau roling Derry dari jabatan KBPP KSOP Kelas II Pontianak mengatakan hal itu merupakan kewenangan pusat. “Kalau kami masih menginginkan beliau tetap pada posisi jabatannya sebagai KBPP, karena Beliau baik dan kinerjanya cukup bagus.” jelas Mozes, Rabu (15/3/23)

Mozes membantah dicopotnya Derry dari KBPP terkait kebijakannnya. ” Ya nggak benar itu, pak Derry di mutasi sebelum itu, hanya kebetulan saja. Mutasi ini oleh pusat dari Ditjen Hubla bukan dari kami dan mutasi hal biasa dalam rangka roling saja” jelasnya.

Disampaikan sebelum masuk KSOP sudah ada pernyataan siap ditempatkan dimana saja. “Kami juga tidak menginginkan beliau jauh dari kami, karena beliau bekerja sangat baik”, ujar Moses

Sebagainya beredar Kabar pencopotan Bambang Derryawan dari
Jabatannya selaku Kepala Seksi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli (KBPP) kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Pontianak yang terkesan secara mendadak menjadi pertanyaan di kalangan masyarakat.

Para awak media mencoba mencari tahu apa penyebabnya. Bahkan para awak media mencoba mengorek sejumlah informasi dari berbagai sumber yang layak dipercaya.

Bambang Derryawan sendiri ketika dihubungi awak media belum mau memberi keterangan. “Nanti ada saatnya saya jelaskan”, ungkapnya singkat, Selasa (14/03/23)

Namun sejumlah sumber yang dihimpun awak media mengungkapkan pencopotan Derry-panggilan akrabnya- terjadi sehari setelah Derry tidak menyetujui bongkar muat pupuk didermaga Aquatica karena menurutnya menyimpang dari ijin peruntukannya, karena dermaga tersebut untuk bongkar muat ikan. Namun yang mau di bongkar pupuk. Bahkan kapal tersebut disebut sebut milik pejabat penting di Jakarta.

Persoalanpun melebar, sejumlah pengusaha memprotes kebijakan Derry, karena dianggap tak memberi kemudahan. Sementara menurut sumber wartawan, Derry sebagai pejabat KSOP sudah melaksanakan tugas sesuai ketentuan PerMenhub.

Sebuah media online dengan judul Dirugikan Oknum, KSOP Pontianak, Pak Dirjen Tolong Copot Dia… sempat menghiasi berita online.

Namun pas pula, dalam hitungan hari jabatan Derry diganti sementara oleh PLH Salim,SH.

Mengutip berita yang dimuat oceanweek menyebutkan bahwa sejumlah asosiasi dari Pontianak, Kalimantan Barat, termasuk Aptrindo mendatangi Kantor Aptrindo pusat, menemui Gemilang Tarigan (Ketua Umum Aptrindo), untuk ‘Curhat’ mengenai persoalan yang dialami mereka saat penyadaran kapal dan bongkar muat barang, yang dialami oleh oknum KSOP Pontianak, karena malpraktik pelayanan.

Mereka yang datang antara lain, Imam Darmawan Vidya (Ketua Aptrindo Pontiana), dan H. Syahril Muhtar (PBM di Pontianak).

Mereka mengeluh bahwa kapal Hanei, sesuai pemberitahuan kedatangan kapal (PKK) datang tanggal 21 Februari, dan berangkat 03 Maret 2023. Agen pelayaran yang ditunjuk yakni PT Sinar Baharu Segara, dengan PBM PT Berkah Utama Dua.

Kemudian, kapal tersebut diarahkan KSOP bersandar di TUKS PT Aquatica Inti Raya Prima. Namun, setelah lima hari menunggu, kapal tak juga kunjung sandar. Karena itu, agen, PBM, dan trucking dirugikan.

“Makanya, akibat itu, kami datang ke Kantor Pusat Aptrindo, hanya ingin melaporkan kepada Ketua Umum Aptrindo (Gemilang Tarigan) terhadap kerugian moril maupun materiil yang kami alami, karena ulah oknum di KSOP pada saat kami akan menyandarkan kapal Hanei bermuatan 3.300 pupuk asal Dumai tujuan Pontianak. Tapi, setelah secara administrasi kami urus, oleh pihak KSOP diarahkan untuk sandar di TUKS PT Aquatica Inti Raya Prima. Sayangnya, setelah kami ikuti KSOP, ternyata kapal tak juga bisa sandar,” kata Imam dan Syahril, usai bertemu Gemilang Tarigan, Senin (6/3/2023).

Padahal, ujar Imam menimpali, sebanyak 30 truk sudah disiapkan, karena kapal tak bisa sandar, Imam mengaku sangat dirugikan. “Kerugian yang kami alami sekitar Rp 16-an juta. Tapi, bukan nilai uangnya, ada nilai-nilai diluar materiil yang kami harus tanggung,” ungkapnya.

Imam maupun Syahril menyampaikan, akibat keluhan keduanya, akhirnya kapal dipindahkan dari TUKS Aquatica Inti Raya Prima ke TUKS Sumber Gemilang Lestari (SGL) yang jaraknya cukup jauh.

Meskipun akhirnya kapal bisa sandar dan barang dapat dibongkar, namun Syahril mengatakan sangat dirugikan. “Kami sangat dirugikan secara moril, karena dianggap tak bisa kerja oleh pemilik barang. Makanya kami minta Pak Dirjen Perhubungan Laut (Arif Toha) untuk menyelidiki masalah ini, supaya tak terjadi lagi dikemudian hari. Bahkan kalau bisa kami minta supaya oknum di KSOP Pontianak dicopot, sebab sudah mencoreng institusi perhubungan laut,” kata Syahril kesal.

Menurut Syahril maupun Imam, dermaga TUKS Aquatica Inti Raya Prima, sebelumnya sudah sering untuk melayani kegiatan barang umum, salah satunya KM Wakayosi memuat 1700 tiang listrik. “Sebelum kegiatan kami juga ada bongkar barang (tiang listrik) di TKUS Aquatica Inti Raya Prima, kok bisa, tapi untuk kegiatan kapal yang kami tangani nggak bisa,” keluhnya. (Amad)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed