Pontianak, Media Kalbar
Anggota MPR RI Erlinawati menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI bersama Lembaga Pendidikan Yayasan Mujahidin, Senin, 15 Desember 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Yayasan Mujahidin H. Paryono , M.Pd dan diikuti oleh Kepala sekolah dan para tenaga pendidik dari jenjang TK, SD, SMP, MTs hingga SMA dan MA di Lembaga Pendidikan Mujahidin, sebagai bagian dari upaya memperkuat pemahaman dan implementasi nilai-nilai kebangsaan di lingkungan pendidikan.
Dalam kegiatan dialogis ini Erlinawati menegaskan bahwa Empat Pilar Kebangsaan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar konsep normatif, melainkan nilai hidup yang harus hadir dalam praktik keseharian, terutama dilingkungan sekolah.
Menurutnya, dunia pendidikan memiliki posisi strategis dalam membentuk
karakter generasi muda yang berakar pada jati diri bangsa, namun tetap adaptif terhadap tantangan zaman.
“Sekolah hari ini tidak hanya mendidik anak agar cerdas secara akademik, tetapi juga membentuk karakter kebangsaan yang kuat. Di sinilah Empat Pilar menjadi kompas moral dan kebangsaan yang harus ditanamkan sejak dini,” ujar Anggota DPD RI yang duduk di Komite III dalam sambutannya.
Ia menjelaskan bahwa relevansi Empat Pilar Kebangsaan semakin nyata di tengah tantangan era digital, derasnya arus informasi, serta perubahan sosial yang cepat. Pancasila menjadi fondasi nilai dalam membangun empati, gotong royong, dan keadilan sosial di lingkungan sekolah. UUD NRI 1945 mengajarkan pentingnya taat aturan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, serta budaya demokrasi dalam kehidupan belajar-mengajar. NKRI menegaskan semangat persatuan dan cinta tanah air, sementara Bhinneka Tunggal Ika menumbuhkan sikap saling menghargai perbedaan latar belakang, budaya, dan cara pandang.
Erlinawati mendorong agar nilai-nilai Empat Pilar Kebangsaan dapat terus diintegrasikan secara kontekstual dalam kurikulum dan budaya sekolah di Lembaga Pendidikan Mujahidin. Bukan hanya melalui mata pelajaran formal, tetapi juga melalui pembiasaan, proyek kolaboratif, kegiatan literasi, hingga pendekatan sosial-emosional yang relevan dengan karakter generasi masa kini. Kurikulum yang hidup, menurutnya, adalah kurikulum yang mampu mengaitkan nilai kebangsaan dengan realitas keseharian peserta didik.
“Penguatan Empat Pilar tidak harus selalu melalui ceramah. Ia bisa hadir dalam metode pembelajaran yang partisipatif, diskusi kritis, kerja kelompok lintas perbedaan, hingga pemanfaatan teknologi secara bijak. Di sinilah sekolah berperan menyiapkan generasi yang tidak hanya pintar, tetapi juga berkarakter kebangsaan,” ungkap Ketua PKK Kabupaten Kapuas Hulu Periode 2010 – 2021.
Lebih lanjut, Erlinawati menekankan peran sentral guru sebagai aktor utama penguatan Empat Pilar Kebangsaan. Guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar, tetapi juga teladan nilai. Sikap adil, menghargai perbedaan, disiplin, serta cara guru berinteraksi dengan siswa menjadi pembelajaran nyata bagi anak-anak. Di jenjang SD, penguatan Empat Pilar dapat ditanamkan melalui keteladanan, cerita, dan pembiasaan sikap saling menghormati. Di tingkat SMP, nilai kebangsaan dapat diperkuat melalui dialog, kerja sama, dan pembelajaran berbasis proyek. Sementara di SMA, siswa dapat diajak berpikir kritis, reflektif, dan bertanggung jawab sebagai calon warga negara yang dewasa.
“Anak-anak belajar bukan hanya dari apa yang kita ajarkan, tetapi dari apa yang kita lakukan. Guru adalah wajah Empat Pilar di ruang kelas. Ketika guru mencontohkan nilai Pancasila dan kebhinnekaan, di situlah pendidikan kebangsaan benar-benar hidup,” tegas Ibu dari empat anak tersebut.
Kegiatan sosialisasi ini diharapkan menjadi momentum bagi Yayasan Mujahidin dan para pendidiknya untuk terus memperkuat komitmen kebangsaan melalui pendidikan. Dengan sinergi antara MPR RI dan lembaga pendidikan, nilai-nilai Empat Pilar Kebangsaan diharapkan semakin membumi dan relevan bagi generasi muda Indonesia di tengah dinamika zaman yang terus berkembang. (*/MK)











Comment