by

Evaluasi Tahun ke-2 Program Perhutanan Sosial “Rimba Pakai Kemuka Ari”

Pontianak, Media Kalbar

Rapat Evaluasi Tahun ke-2 Program Perhutanan Sosial “Rimba Pakai Kemuka Ari” Kabupaten Kapuas Hulu, Rabu (29/5/2024) di Hotel Ibis Pontianak. Program merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh Yayasan PRCF Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, PJ Gubernur Kalbar, dr. Harisson, M. Kes., yang membuka kegiatan tersebut mengatakan bahwa pengelolaan kehutanan berbasis masyarakat atau lebih dikenal dengan perhutanan sosial telah memberikan peluang bagi masyarakat dalam pemanfaatan hutan untuk peningkatan ekonomi dan secara simultan juga menjaga kelestarian hutan sebagai sumber pendapatan masyarakat agar dapat berkelanjutan.

“Saya sangat mengapresiasi dengan adanya kegiatan perhutanan sosial ini, jadi kita jangan ganggu hutannya karena disatu sisi masyarakat juga bisa memanfaatkan lingkungan hutan itu seperti madu yang efektif untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena madu itu antioksidan,” ungkapnya.

“Saya harapkan kesejahteraan masyarakat kita dapat terus meningkat dan dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Barat termasuk dalam hal pendidikan dan itu yang menjadi PR kami (Pemprov Kalbar),” harapnya.

Direktur Yayasan PRCF Indonesia, Imanul Huda menjelaskan bahwa kegiatan tersebut dalam rapat evaluasi ke-2 Program Perhutanan Sosial “Rimba Pakai Kemuka Ari”, Bisa memberikan informasi terkini dari kegiatan mendapatkan masukan-masukan untuk pelaksanaan kedepan, dimana Program panjang 5 tahun dengan total wilayahnya mencapai sekitar 10. 229 hektar mulai dari hutan yang berbukit, tanah mineral sampai hutan yang Rawa dan gambut meliputi 5 desa.

“satu sebenarnya kita mendorong Bagaimana ke depan masyarakat atau memiliki kemampuan untuk mengelola sendiri ke depan dengan baik dan mendapatkan manfaat maksimal.” Kata Direktur PRCF.

Menurut nya kegiatan ini dihadiri Gubernur, Kepala Dinas LHK, akademisi, kepala desa, BPD serta lembaga perangkat desa Kabupaten Kapuas Hulu.

Yayasan PRCF Indonesia disini sebagai pendamping masyarakat bagaimana mengelola hutan dan memanfaatkan hutan dengan baik.

Sayangnya dalam kegiatan tersebut ada insiden oleh yang mengaku wakil direktur Yayasan PRCF Indonesia dengan beberapa wartawan/Jurnalis. (Amad)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed