PONTIANAK, Media Kalbar
Ketua LBH PD XV KB FKPPI Kalbar Tatang Suryadi menyayangkan ancaman somasi yang dilayangkan oleh Cawagub nomor urut 01 Didi Haryono kepada Cagub Nomor Urut 02 Ria Norsan.
Sebagaimana diketahui Cawagub Kalbar Didi Haryono memberi ancaman kepada Cagub Kalbar 02 Ria Norsan atas petikan video di masa Kampanye.
“Kita sayangkan kenapa ancaman somasi harus diumumkan ke publik. Padahal somasi itu bisa dilakukan secara langsung ke personal, bukan dengan cara konferensi pers,” ujarnya saat ditemui di Pontianak, Senin 25 November 2024.
Lebih Lanjut, Tatang menilai langkah Didi Haryono memberikan ancaman somasi ke Ria Norsan 1×24 jam terkesan sangat mendesak dan terburu.
“Kita nilai cara yang dilakukan oleh Didi Haryono terkesan sangat tidak elegan. Apalagi momentum penyampaian ancaman somasi tersebut menjelang masa tenang,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan jika dicermati bahwa video tersebut tersebut tidak bermaksud untuk menuduh dan menyudutkan Didi Haryono terlibat dalam mencuat kembali ke permukaan kasus yang sudah selesai dari pemberitaan di media-media pertisan dan sosial media.
“Kasus yang dimaksud dalam pemberitaan itu sudah selesai dan Ria Norsan tidak bersalah dalam kasus itu. Hanya itu poinya jika kita tangkap dari potongan video tersebut,” ujarnya.
Sudah Selayaknya, Kata Tatang menjelang masa tenang dapat bersama-sama menciptakan suasana kondusif, bukan justru memberikan kegaduhan menjelang masa pencoblosan.
“Kami rasa sudah seharusnya para calon untuk bersama-sama menjaga situasi dengan baik, bukan justru mempertontonkan sikap arogan dengan mengancam memberikan somasi,” ujarnya.
Dirinya menambahkan akan siap dan untuk melakukan pembelaan serta pendampingan hukum kepada Ria Norsan jika somasi tersebut bermuara ke pada laporan.
“Ria Norsan merupakan kader FKPPI dan wajib kita bela,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Biro Politik PD XV KB FKPPI Kalbar Muhammad Darwin ancaman somasi Didi Haryono kepada Ria Norsan terkesan arogan dan provokatif. Menurutnya dalam situasi kampanye narasi-narasi menyerang dalam konteks perang gagasan merupakan hal yang biasa.
“Kalau sedikit-sedikit somasi, nanti penuh semuanya dengan somasi,” ujarnya.
Menurutnya sebelum melayangkan somasi, mungkin lebih baik mendengar dan menonton utuh video yang beredar agar dapat memahami konteks dan substansinya.
Hal yang dimaksud dalam konteks video tersebut adalah Ria Norsan memberikan penjelasan berkaitan dengan kasus hukum BP2TD yang sudah incrah atau berkekuatan hukum tetap.
“Strassing pointya itu bukan menuduh Mantan Kapolda yang ikut campur dalam kasusnya, akan tetapi dia berusaha menjelaskan tentang narasi negatif yang beredar di media-media partisan, itu sebenarnya poinya. Pak Norsan lebih pada poin penjelasan,” katanya.
Dirinya merasa aneh kenapa Didi Haryono merasa tersinggung dengan narasi singkat dalam video tersebut. Faktanya memang pada konteka Pilgub Kalbar ada Mantan Kapolda yang ikut kontestasi Pilkada Kalbar.
“Pak didi idealnya harus berfikir lebih panjang, jangan ditafsirkan dengan hal yang berbeda,” ujarnya. (*/mk)
Comment