Pontianak, Media Kalbar
Debat perdana Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota kota Pontianak yang mengangkat tema pengembangan ekonomi, SDM dan layanan publik yang inovatif tadi malam belum mampu mempertegas implementasi visi, misi serta program yang dibuat untuk kota Pontianak 5 tahun kedepan dari kedua Paslon, masih bersifat konvensional dan normatif, belum sampai pada imaginasi dengan ide dan gagasan gagasan besar, masih berkutat soal kemampuan keuangan daerah APBD. Padahal bicara masalah keuangan, pemerintah tidak hanya bersumber dari APBD kota Pontianak saja, melainkan dari APBD provinsi dan APBN, belum lagi dana CSR dari badan dunia usaha, tinggal bagaimana kepala daerah mampu membuat program yang dapat meyakinkan semua pihak bahwasanya program tersebut berdampak luas kebermanfaatannya bagi masyarakat umum yg diselaraskan dengan regulasi, perda atau perwako nantinya.(07/24)
Untuk penyelenggaraan debat tadi malam, Gubrani Menyampaikan “Kami menyayangkan dari kedua pendukung Paslon yang tidak disiplin dan tidak terpimpin dalam menyaksikan debat, karena setiap masing masing Paslon menyampaikan misi dan program selalu ada saja celotehan, sorak sorai celetuan yg mendiskreditkan, sehingga forum debat penuh keriuhan yang membuat kami sebagai undangan tidak dapat mendengar dengan baik apa yang disampaikan oleh masing masing Paslon, ini merupakan catatan bagi KPU sebagai penyelenggara debat dan Bawaslu sebagai pengawas jalannya debat, baik KPU dan Bawaslu jangan hanya seperti tamu undangan saja, hanya duduk2 manis melihat situasi seperti tadi malam, sebetulnya kejadian tersebut tidak sekedar mempercayakan dengan EO saja sebagai pihak 2. Melainkan kpu sebagai penyelenggara yg menjadi garda terdepan sebagai penangung jawab.” Ujarnya
Gubrani juga berharap untuk debat ke 2 nanti “Bagi kedua Paslon harus mampu mengexplor kemampuan menciptakan program progresif yang utama dan program pendukung yang dinamis, paslon harus mampu memberikan gambaran secara visualisasi bentuk dan cara melaksanakannya, sehingga masyarakat mudah memahami apa yg menjadi rencana 5 tahun kedepan bagi peningkatan kesejahteraan warga dan kemajuan kota pontianak.”
Saran bagi kpu selaku penyelenggara debat, kejadian sorak sorai seperti tadi malam tidak terjadi lagi pada debat ke 2, kemudian durasi penyampaian visi, misi, program serta sesion tanya jawab durasi waktunya diperpanjang, sehingga apa yg disampaikan masing masing paslon bisa utuh dan tidak sepotong sepotong yang tersampaiakan pada audiens, kemudian sesion terakhir closing statemen diharapkan tiap paslon memberikan pernyataan menolak money politik dalam pilwako ini. (*/Amad)
Comment