Sumbawa Barat, Media Kalbar – PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), anak perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), melalui Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka), menjalin kolaborasi dengan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) dalam program pengembangan perkebunan kopi robusta di Desa Rarak Ronges, Kabupaten Sumbawa Barat. Kegiatan yang berlangsung pada 20–26 Oktober 2025 ini menjadi langkah strategis untuk mendorong potensi ekonomi masyarakat di sekitar area tambang PT Amman Mineral.
Program pengembangan perkebunan kopi berkelanjutan tersebut dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat dan petani lokal, khususnya dalam penyiapan lahan untuk penanaman kopi robusta di area demplot. Tim ahli Puslitkoka, yang terdiri dari Novi Pranata Erdiansyah, Hari Agung, dan Fendi Cahyono N., memberikan pendampingan teknis untuk memastikan seluruh tahapan budidaya mengikuti kaidah praktik pertanian yang baik (Good Agricultural Practices/GAP).
Dalam dua hari kerja, sebanyak 1.600 lubang tanam berhasil disiapkan di area demplot yang menjadi lokasi percontohan. Selain pendampingan lapangan, tim Puslitkoka juga memberikan edukasi terkait kopi, memaparkan perkembangan program demplot, serta menjelaskan penerapan praktik budidaya yang tepat. Melalui kegiatan ini, petani diharapkan semakin mampu mengelola budidaya kopi dari hulu hingga hilir, termasuk strategi peningkatan produktivitas dan kualitas kopi robusta di wilayah tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi kerja sama dengan PT Amman Mineral. Melalui pendampingan teknis, kami berharap praktik budidaya kopi yang tepat dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi robusta di Sumbawa Barat,” tutur perwakilan Puslitkoka.
RPN–Puslitkoka memandang kerja sama ini sebagai langkah strategis dalam membangun ekosistem kopi yang lebih kuat. Melalui pendekatan berbasis riset, inisiatif ini diharapkan dapat menghadirkan peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar area tambang, sekaligus memberikan manfaat jangka panjang dan meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah tersebut. (Mbis/MK)











Comment