Sambas, Media Kalbar – Di balik toga dan pasal-pasal hukum, ternyata jaksa juga bisa jadi pahlawan keluarga. Kali ini, Kejaksaan Negeri Sambas tak hanya sibuk dengan perkara pidana, tapi juga turut menyelamatkan masa depan dua anak yang hampir kehilangan arah.
Namanya MBS (15) dan ND (13). Bukan nama karakter sinetron, tapi dua anak nyata yang hidupnya tak semulus jalan tol Trans-Kalimantan. Setelah perceraian orang tua, sang ibu meninggal dunia, dan ayah kandung entah ke mana, mungkin nyasar sinyal atau sedang sembunyi di gua internet, nasib mereka nyaris tak bertuan.
Untung ada satu nama yang tak lelah mencintai: Susiliyanti, S.Pd., sang bibi dari Desa Matang Segarau, Kecamatan Tekarang. Selama ini, dialah yang menjadi “ibu sekaligus ayah”, guru sekaligus koki, pelindung sekaligus pendengar curhat. Tapi meski sudah kasih makan dan kasih sayang, urusan hukum tetap harus diurus secara resmi.
Maka datanglah momen “keren tapi serius” itu. Kejari Sambas turun tangan melalui kuasa hukum Jaksa Pengacara Negara, membawa permohonan perwalian ke Pengadilan Agama Sambas.
“Kami bukan hanya jaksa yang menuntut, tapi juga jaksa yang peduli,” ujar Kepala Kejari Sambas, Daniel De Rozari, S.H., M.H.LI., dalam pernyataannya. “Anak-anak ini perlu perlindungan hukum yang kuat, bukan hanya kasih sayang semata.”
Tanggal 24 Juni 2025, pukul 09.00 WIB, majelis hakim mengucap amar yang bikin lega: permohonan dikabulkan. Resmi sudah, Susiliyanti ditetapkan sebagai wali dari MBS dan ND.
Ia berhak mengurus pendidikan dan masa depan dua anak hebat ini sampai mereka dewasa. Biaya perkaranya? Cuma Rp160.000, tapi nilainya tak bisa ditukar dengan cinta dan harapan yang menyertainya.
Cerita ini bukan soal hukum semata. Ini tentang bagaimana negara hadir di sudut-sudut desa, tentang bagaimana cinta keluarga bisa melawan nasib, dan tentang kejaksaan yang tak melulu soal dakwaan.
Kisah ini mengajarkan satu hal : di zaman yang serba digital dan serba cuek ini, masih ada orang-orang seperti Susiliyanti, dan masih ada jaksa-jaksa seperti Pak Daniel, yang percaya bahwa hukum itu bukan cuma hitam di atas putih, tapi juga bisa berwarna kasih dan harapan.(Rai)











Comment