Mempawah, Media Kalbar
Hampir disemua tempat, nama DR Ir Mardan Adijaya Msc tetap melekat bahkan tertanam dalam dihati para penduduk. Mereka sulit untuk bergeser dari paslon nomor urut 1.
” Tekad kami disini sudah bulat akan memenangkan Raja Mempawah XIII Sekaligus berharap adanya wujud perubahan dibidang pembangunan secara merata, sesuai keinginan masyarakat, tidak monoton itu itu saja, ” tegas warga Desa Pasir Kecamatan Mempawah Hilir.
Calon Bupati dan Wakil Bupati yang memiliki motto ” Mempawah Bertranformasi dan Tancapkan Perubahan ” memang terbukti cukup populer dan banyak yang menaruh simpatik. Setiap aktifitas masyarakat yang dihadiri beliau selalu melahirkan bentuk dukungan.
” Pasangan Mabrur sejak lama sudah kami kenal dan begitu dekat dengan kaum kecil. Apalagi Pak Mardan, orangnya sederhana, selalu terbuka, ramah dan tidak pernah membedakan satu sama lainnya. Jadi pantaslah kalau kedua tokoh ini menjadi pemimpin kami di mempawah, ” tegas salah satu pegawai.
Ia melanjutkan, sikap dan sipat yang ada di jiwa raja itu cerminan seorang abdi atau pelayan masyarakat yang sangat sesuai dengan jabatan bupati.
Nah kalau kita bicara kepentingan warga, menurut saya paslon nomor urut 1 bisa menjadi pionir pembangunan di Kabupaten Mempawah
” Mardan – Bukhori memang pasangan yang tepat dan serasi. Jika mempawah ingin berubah dan berkembang pilihan kita ya beliau berdua, ” ujarnya.
Rasa optimis terhadap pasangan cabup juga diucapkan oemar bakri yang sejak lama haus akan wujud perubahan.
” Mardan-Bukhori boleh dibilang calon pemimpin yang matang dan cermat. Apalagi pasangan mabrur ini merupakan duet politikus dan dosen yang otomatis bisa bikin kita cerdas bukan sebaliknya. Jujur, kami sangat menaruh harapan kepada paslon nomor urut 1, ” tegas salah satu guru.
Dilain sudut, Seketaris Jaringan Aspirasi indonesia ( JAPRI) Kalimantan Barat, Julkarnaen mengatakan, semua kepala daerah setelah terpilih pasti menghadapi seratus satu masalah dalam pembangunan.
Disinilah seorang pemimpin mendapat ujian bagaimana cara dia menyelesaikan situasi tersebut secara bijak.
Jul menyarankan, sebelumnya, agar semua dimoment pilkada bisa duduk kembali dalam satu meja, berkompetisilah secara sehat, bersih, cerdas dan santun. Tunjukan kematangan kepribadian serta kearifan calon sebagai pemimpin.
” Diluar sana, masih banyak politisi yang menganut idiologi ” kekuasaan dan aku ” yang justru menumpulkan kapasitas mereka untuk menjadi pemimpin yang berbobot, ” ujarnya.
Terhadap Raja, saran Jul, aset rasa simpatik, kepercayaan serta respon positif dari hati nurani penduduk harus dijaga, dipelihara, dibina dan diaktualisasikan dalam pembangunan setelah terpilih nanti. ( S Pram/MK )
Comment