SAMBAS, Media Kalbar – Puluhan Nelayan berduyun-duyun mendatangi pelabuhan Selakau yang berada di Desa Sungai Nyirih, Kecamatan Selakau, Senin (29/8/2022). Kedatangan Nelayan dalam rangka melakukan aksi demo menuntut untuk menutup tempat penampungan ikan dari kapal cantrang atau menghentikan aktivitas masuknya kapal cantrang ke kecamatan Selakau.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lapangan. Sejumlah kapal cantrang yang berlabuh di pelabuhan dan steigher merupakan kapal yang datang dari luar pulau. Kehadiran kapal cantrang dirasa Nelayan sangat berdampak bagi mereka. Pasalnya hadirnya kapal cangkang membuat harga ikan Nelayan kecil merosot, terlebih ikan yang dibawa kapal cantrang lebih besar.
Selain itu, kehadiran kapal cangkang juga memberikan dampak pada tingginya harga solar. Mengingat, solar yang dijual ke kapal cantrang dibeli dengan harga lebih tinggi. Sehingga Nelayan harus membeli solar dengan harga yang sama. Tentunya tingginya harga solar tidak sesuai dengan penghasilan Nelayan kecil yang terbilang rendah. Sehingga Nelayan kecil lebih sering rugi karena hasil tidak sesuai modal.
Dalam aksi demo tersebut, Nelayan meminta agar agen penampung ikan dari kapal cantrang untuk hadir. Kendati demikian, hingga hampir sempat memanas tuntutan Nelayan tidak dipenuhi oleh para agen penampung ikan dari kapal cantrang. Hal itu membuat para Nelayan emosi, sehingga dari pelabuhan berduyun-duyun mendatangi salah satu tempat agen tersebut.
Sesampainya di lokasi didapati bahwa si-agen ikan yang dicari Nelayan tidak berada di tempat. Tidak hanya sampai disitu, Nelayan kembali melanjutkan aksinya hingga berkumpul di halaman Koramil Selakau hingga malam tiba.
Salah satu Nelayan Selakau, Martin mengungkap bahwa hadirnya kapal cantrang di wilayah Kecamatan Selakau sangat berimbas kepada peningkatan harga solar. Tentunya hal itu berdampak kepada Nelayan kecil yang tidak mampu membeli harga solar dengan harga tinggi.
“Pertama saya meminta pemerintah kecamatan Selakau, tolong harga BBM solar untuk Nelayan harus ditanggapi dan harga solar selama ini sangat tinggi dengan kisaran sekitar Rp.10.000 hingga Rp.11.000,” ungkap Martin.
Tidak hanya harga solar, kedatangan kapal cantrang di Kecamatan Selakau juga berdampak pada anjloknya harga ikan hasil tangkapan Nelayan Selakau. Mengingat hasil tangkapan ikan dari kapal cantrang lebih besar tentunya harga jual lebih mahal dari hasil tangkapan ikan Nelayan lokal yang lebih kecil.
“Yang jelas masuknya kapal cantrang mengakibatkan merugikan Nelayan terutama di kecamatan Selakau, harga ikan menurun dengan persaingan kapal cantrang. Dari segi solar sendiri kapal besar mampu membeli dengan harga segitu, sedangkan yang kecil tidak mampu, itulah memberatkan Nelayan Kecamatan Selakau,” jelas Martin.
Akhir dari aksi demo tersebut perwakilan dari Nelayan dipertemukan dengan agen-agen penampung ikan dari kapal cantrang untuk dilakukan mediasi. Alhasil mediasi tersebut tidak sesuai dengan harapan Nelayan, kapal cantrang tetap beroperasi dan Nelayan kecil enggan melaut karena tingginya harga solar sementara itu harga ikan Anjlok.
Tentunya hal itu membuat Nelayan semakin menjerit, pasalnya tingginya harga solar tidak sesuai dengan penghasilan Nelayan. Sehingga sejumlah Nelayan terancam tidak bisa melaut karena dikhawatirkan akan menimbulkan kerugian yang cukup besar. ( Rai )
Comment