by

Penyuluh Agama Islam Non PNS Dapat Penghargaan Kinerja Terbaik

Bengkayang, Media Kalbar

Syamsul Bahri, seorang penyuluh agama Islam non-PNS di Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang, tidak pernah menyangka bahwa dedikasi dan kerja kerasnya selama ini akan berbuah manis. Sebagai seorang penyuluh agama di wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Kristen dan Katolik, Syamsul Bahri dihadapkan pada berbagai tantangan. Namun, semangatnya yang pantang menyerah dan keikhlasannya dalam melayani masyarakat menjadi kunci keberhasilannya.

Pada suatu hari yang cerah, 4 Januari 2024 lalu di Aula Kantor Kamenag Bengkayang, diadakan sebuah acara penghargaan tahunan untuk para penyuluh agama. Acara ini diselenggarakan oleh Kantor Kemenag Bengkayang dan dihadiri oleh berbagai pejabat daerah, termasuk Wakil Bupati Bengkayang. Aula pertemuan dipenuhi oleh para tamu undangan, penyuluh agama, dan masyarakat yang antusias menyaksikan momen penting ini.

Syamsul duduk di barisan depan bersama para penyuluh lainnya. Hatinya berdebar-debar, tidak menyangka bahwa dirinya akan menjadi salah satu yang mendapatkan penghargaan. Sejak pagi, ia telah mempersiapkan diri, mengenakan baju terbaiknya, dan berdoa agar acara berjalan lancar.

Acara dimulai dengan sambutan dari Kepala Kemenag Bengkayang, H. Damsir. Beliau mengapresiasi kerja keras para penyuluh agama yang telah berkontribusi besar dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama di wilayah Bengkayang. “Para penyuluh agama adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang berjuang di garda terdepan untuk menjaga keutuhan bangsa,” kata H Damsir.

Kemudian, tibalah saat yang dinantikan, yaitu pemberian penghargaan untuk kinerja terbaik dan laporan terbaik. Nama Syamsul disebut sebagai penerima penghargaan kinerja terbaik. Beliau terkejut dan terharu, tidak menyangka akan dipanggil ke depan panggung. Dengan langkah mantap, ia berjalan menuju panggung diiringi tepuk tangan meriah dari para hadirin.

Wakil Bupati Bengkayang, Syamsul Rizal turut memberikan penghargaan tersebut, menyampaikan pujian kepada Syamsul. “Bapak Syamsul Bahri adalah contoh nyata dari dedikasi dan pengabdian tanpa pamrih. Di tengah tantangan dan keterbatasan, beliau mampu menunjukkan kinerja yang luar biasa dan menjadi teladan bagi kita semua,” ujar Wakil Bupati.

Syamsul menerima plakat penghargaan dengan senyuman yang lebar. Di dalam hatinya, ia merasa sangat bersyukur atas pengakuan ini. Tidak hanya itu, laporan yang disusunnya tentang kegiatan dan program penyuluhan di wilayahnya juga mendapatkan penghargaan sebagai laporan terbaik. Ini adalah pencapaian yang sangat membanggakan, mengingat betapa sulitnya mengumpulkan data dan menyusun laporan yang komprehensif di wilayah yang cukup luas dan terpencil.

Setelah menerima penghargaan, Syamsul diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato singkat. Dengan suara yang bergetar karena emosional, ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya. “Penghargaan ini bukan hanya untuk saya, tetapi untuk seluruh masyarakat yang ada di kecamatan seluas kuaus nya dusun pereges yang telah bekerja sama dengan baik. Tanpa dukungan kalian, saya tidak akan mampu mencapai ini semua,” ujar Syamsul dengan tulus.

Ia juga menceritakan sedikit tentang tantangan yang dihadapinya selama ini. “Sebagai seorang penyuluh agama di wilayah yang mayoritas non-Muslim, saya sering kali merasa seperti berjalan di jalan yang penuh duri. Namun, saya percaya bahwa dengan niat yang baik dan kerja keras, kita bisa melalui segala rintangan,” tambahnya.

Syamsul mengenang kembali perjalanan panjangnya dalam membangun Surau Syuhada, sebuah surau yang kini menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi umat Islam di wilayah tersebut. “Surau Syuhada adalah simbol dari kerja keras dan kebersamaan kita. Surau ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga tempat belajar dan berkumpulnya masyarakat,” jelasnya.

Setelah pidato singkatnya, acara dilanjutkan dengan sesi foto bersama dan ramah tamah. Banyak yang datang menghampiri Syamsul untuk memberikan ucapan selamat dan berfoto bersama. Ia merasa sangat dihargai dan bangga atas pencapaian yang diraihnya.

Penghargaan yang diterima Syamsul bukan hanya sekadar plakat dan piagam, tetapi juga menjadi motivasi bagi dirinya untuk terus bekerja lebih baik lagi. Ia bertekad untuk melanjutkan tugasnya dengan lebih semangat dan inovatif, serta terus berupaya meningkatkan kesejahteraan dan kerukunan di tengah masyarakat.

Dalam perjalanan pulang, Syamsul merenung tentang betapa pentingnya peran seorang penyuluh agama dalam menjaga harmoni dan kedamaian di masyarakat. Ia yakin bahwa dengan niat yang tulus dan kerja keras, segala tantangan bisa diatasi. Penghargaan ini adalah awal dari perjalanan baru yang penuh harapan dan semangat.

Keesokan harinya, berita tentang penghargaan yang diterima Syamsul Bahri tersebar luas di seluruh wilayah Bengkayang. Masyarakat menyambutnya dengan penuh sukacita dan kebanggaan. Mereka merasa bahwa penghargaan ini adalah bukti bahwa kerja keras mereka selama ini tidak sia-sia.

Syamsul kembali ke rutinitasnya dengan semangat yang baru. Ia terus melayani masyarakat dengan penuh dedikasi, memberikan bimbingan dan penyuluhan dengan lebih baik lagi. Penghargaan yang diterimanya menjadi inspirasi bagi penyuluh agama lainnya untuk terus berjuang dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat.

Dengan semangat dan dedikasi yang tak pernah padam, Syamsul yakin bahwa masa depan akan lebih baik dan penuh harapan. Penghargaan ini adalah bukti nyata bahwa kerja keras dan ketulusan hati akan selalu membuahkan hasil yang manis. Dan bagi Syamsul Bahri, pengabdian kepada masyarakat adalah panggilan hidup yang akan selalu dijalaninya dengan sepenuh hati. (*/Amad)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed