Kubu Raya, Media Kalbar
Program Keluarga Berencana (KB) dengan metode vasektomi digadang-gadang sebagai solusi menekan angka kehamilan dan mewujudkan keluarga sejahtera. Namun, di lapangan, banyak peserta yang justru merasa ditelantarkan setelah menjalani prosedur ini.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa setelah menjalani vasektomi, para peserta tidak mendapatkan pengecekan lebih lanjut untuk memastikan apakah prosedur tersebut berhasil mensterilkan atau tidak. Jika terjadi kegagalan dan pasangan tetap mengalami kehamilan, pihak BKKBN disebut-sebut tidak mau bertanggung jawab.
Tidak hanya itu, jika terjadi infeksi atau komplikasi pasca-prosedur, beban biaya dan risiko sepenuhnya ditanggung oleh pemohon.
A. Rahim, Warga Desa Sungai Belidak kecamatan sungai kakap salah satu peserta Program Vasektomi tahun 2022 kepada awak media Kamis(6/3/2025)dia bersama pendaping PL KB Kecamatan Sungai Kakap menghadap ke BKKBN Provinsi tepatnya pada tanggal 22 Januari 2025 “Untuk minta di fasiliatasi masalah yang dihadapi salah satunya meminta ke pada BKKBN Provinsi untuk melakukan pengetesan ke labotorium agar tahu berhasil atau gagal Vasektomi tersebut, pihak BKKBN mengatakan kalau mau tes di labotarium peserta tersebut harus bayar enam ratus ribu rupiah”
Situasi ini menimbulkan keresahan di masyarakat, terutama bagi mereka yang berniat menjalani vasektomi dengan harapan memperoleh kepastian dalam program KB.
“Masyarakat berharap ada perhatian lebih dari pihak terkait, termasuk pengecekan berkala pasca-prosedur agar program KB benar-benar memberikan manfaat tanpa menimbulkan dampak negatif bagi pesertanya.”
Hingga berita ini diturunkan, pihak BKKBN belum memberikan keterangan resmi terkait keluhan para peserta vasektomi.(Mk/Ismail)
Comment