Oleh: Mustafa*
Kesultanan Qadriyah Pontianak merupakan Kerajaan Islam termuda di Nusantara, berdiri pada tanggal 23 Oktober 1771 M atau 14 Rajab 1185 H. Maka tanggal 23 Oktober 2023, genap Kota Pontianak berusia 252 tahun.
Sultan Pontianak, Syarif Abdurrahman Al-Qadrie, putera dari Habib Hussein Al-Qadrie bersama pengikutnya merencanakan menyusur sungai untuk mencari pemukiman baru. Berangkatlah rombongan menyusur Sungai Peniti menggunakan perahu. Syarif Abdurrahman Al-Qadrie dan pengikutnya menemukan sebuah Tanjung, sekarang dikenal dengan nama Tanjung Zohor. Perjalanan dilanjutkan menyusur sungai, Syarif Abdurrahman Al-Qadrie dan pengikutnya sampai daerah Segedong tempat ini dikenal dengan Kelapa Tinggi. Masuk waktu sholat dzuhur dan karena kelelahan maka, Syarif Abdurrahman Al-Qadrie memutuskan beristirahat untuk beberapa hari disini.
Setelah beberapa hari beristirahat, Syarif Abdurrahman Al-Qadrie dan pengikutnya melanjutkan perjalanan menyusur Sungai Kapuas. Perjalanannya menghantarkan Syarif Abdurrahman Al-Qadrie menemukan sebuah pulau. Kini palau tersebut dikenal dengan nama Batu Layang, dan di tempat ini pula Syarif Abdurrahman Al-Qadrie di makamkan.
Nama Pontianak yang berasal dari bahasa Melayu yang dipercaya ada kaitannya dengan kisah Syarif Abdurrahman Al-Qadrie sering diganggu oleh hantu-hantu ketika melakukan perjalanan menyusur Sungai Kapuas. Diceritakan, Syarif Abdurrahman Al-Qadrie terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu-hantu itu sekaligus menandakan di mana peluru meriam itu jatuh, maka disanalah wilayah kerajaannya didirikan. Singkat cerita, peluru meriam itu terjatuh di tanjung bersiku tepat dipersimpangan Sungai Kapuas dan Landak, yang kini dikenal dengan nama Kampung Beting. Makanya sampai saat ini tradisi meriam karbit adalah mengenang asal-usul suara tembakan meriam Syarif Abdurrahman Al-Qadrie untuk mengusir hantu-hantu (hantu kuntilanak).
Di tempat ini pula dikisahkan, Syarif Abdurrahman Al-Qadrie dan para pengikutnya bermukim dan melakukan Ihya’ al-mawat yakni menghidupkan, mengelola, dan mengolah tanah yang tidak terjamah oleh manusia sebelumnya, atau pernah dikelola namun ditelantarkan dalam kurun waktu yang lama. Dalam syari’at Islam menganjurkan agar manusia memakmurkan tanah (bumi) yang diamanahkan oleh Allah SWT. Singkat cerita daerah ini oleh Syarif Abdurrahman Al-Qadrie mendirikan sebuah rumah atau balai sebagai tempat tinggal, saat ini bangunan rumah itu namanya Keraton Qadriyah dan sebuah masjid, kini masjid tersebut dinamakan Masjid Jami’ Sultan Syarif Abdurahman.
Kesultanan Qadriyah Pontianak memiliki posisi penting, karena keberadaan Kota Pontianak berawal dari Kesultanan Qadriyah. Berdirinya Kesultanan Qadriyah di Pontianak memiliki keunikan jika dibandingkan Kesultanan yang jumlahnya ada dua puluh tiga Kesultanan atau Kerajaan yang tersebar seluruh Kabupaten ataupun Kota di Provinsi Kalimantan Barat. Pertama, keunikan Kesultanan Qadriyah Pontianak yang didirikan oleh dinasti campuran antara Arab, Melayu, Bugis dan Dayak. Selain itu relatif lebih akhir dibandingkan dengan Kesultanan lainnya di Nusantara, karena tidak ada Kerajaan atau Kesultanan lainnya yang berdiri pada periode yang sama atau lebih akhir setelah Kesultanan Pontianak. Selain itu, masa kepemerintahan berlangsung relatif singkat hanya 179 tahun, dan diperintah oleh generasi Sultan dari dinasti Al-Qadrie, sejak kelahirannya tahun 1771 sampai Proklamasi Kemerdekaan RI 1945.
Keunikan kedua, letak geogfisnya yang sangat menguntungkan dari segi ekonomis, sosial, budaya maupun pertahan dan keamanan (Hankam). Hal ini dimungkinkan karena letak dan kedudukannya tidak terlalu jauh dari perairan laut dan selat, yaitu Laut Jawa, Selat Karimata dan Laut Natuna, yang menghubungkan Kesultanan Qadriyah Pontianak dengan Kesultanan di pulau Jawa. Letaknya juga tidak terlalu jauh dari kawasan pedalaman yang menghubungkan Kesultanan lain di Kalimantan Barat.
Pontianak Bersinar
Usia Kota Pontianak bisa dikatakah sudah sangat tua 252 tahun. Bahkan usia Kota Pontianak lebih tua dari usia kemerdekaan Republik ini. Di hari jadi Kota Pontianak tahun 2023 ini mengusung tema Pontianak Bersinar (bersih, sehat, indah, nyaman, aman dan ramah) tidak hanya berhenti sebatas slogan. Tapi diharapkan slogan itu mampu memberikan wujud nyata bagi masyarakat kota ini. Karena masyarakat Pontianak belum tersentuh dirinya dengan slogan Pontianak Bersinar. Persoalan kemacetan jalan belum mampu mengurai kendaraan berlalu lintas, genangan air dipemukiman masyarakat akibat saluran air tersumbat, sampah berserakan dimana-mana. Kesadaran masyarakat kota ini tentang kebersihan masih sangat kurang. Selain itu masih ada dipemukiman masyarakat kota ini belum memiliki tiang-tiang listrik sebagai kebutuhan penerangan.
Terdata dari aspek kesehatan masyarakat. Masyarakat kota ini angka stunting masih relatif tinggi, berbagai upaya yang dilakukan tampaknya belum bisa menyelesaikan persoalan penting dan serius, karena stunting adalah masalah kesehatan jika tidak segera ditangani maka kedepan akan didapatkan kota ini generasi kualitas rendah akibat stunting ini.
Dalam bidang pendidikan. Kualitas pendidikan kota ini belum menggembirakan, masih ada lembaga pendidikan yang fasilitas atau sarana dan prasarana masih minim. Bahkan fasilitas penting itu tidak tersedia, pada hal sangat di butuhkan. Sehingga menyebabkan proses belajar mengajar tidak mendukung. Dambaan menjadikan kota Pontianak Bersinar (bersih, sehat, indah, nyaman, aman dan ramah) rasanya masih jauh dari harapan.
Pentingnya melakukan refleksi untuk menjaga sikap optimis untuk keberlangsungan masa depan Kota Pontianak. Optimisme mesti dirawat ditengah-tengah euforia apatisme karena kurang memberi rasa keadilan bagi masyarakat kota ini. Semangat persatuan dan kesatuan sangat dibutuhkan sebagai modal untuk membangun Kota Pontianak. Maka selayaknya di hari jadi Kota Pontianak ke-252 sebagai ajang untuk mengevaluasi diri.
Suatu hal terpenting yang mesti disadari dari buah hasil kerja keras, kerja cerdas dan terarah maka, capaian pembangunan Kota Pontianak patut diapresiasi, sebab sukses tidaknya dalam menata dan membangun Kota Pontianak tanpa ada dukungan seluruh masyarakat Kota Pontianak mustahil akan tercapai. Oleh sebab itu Pontianak Bersinar, Harmonis dan Tangguh diharapkan membawa makna demi kemajuan Kota Pontianak menjadi masyarakat cinta kebersihan, merawat kesehatan, mengagumi keindahan, menghadirkan rasa nyaman, mendambakan keamanan, merindukan keramahan yang multikulturalisme dan toleran. Wallahu A’lam Bish-Shawab. (*/red)
*Penulis Guru Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kota Pontianak.
Comment