Pekanbaru, Media Kalbar
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Inti Rakyat (Aspekpir), Setiyono, menyatakan bahwa penerapan pola single management oleh PTPN IV PalmCo, subholding di bawah Holding Perkebunan Nusantara, telah memberikan dampak signifikan bagi peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani mitra.
Menurutnya, pola pengelolaan terpadu yang dilakukan perusahaan tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperkuat tata kelola kemitraan yang lebih transparan, profesional, dan berkeadilan.
“Dulu, bahasa single management sempat jadi momok di kalangan petani. Namun kenyataannya, PTPN justru memberikan kesempatan yang luas kepada petani untuk terlibat langsung dan berkembang. Petani tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga bagian aktif dari sistem pengelolaan yang profesional,” kata dia.
Single management sendiri merupakan pola pengelolaan seluruh proses budidaya kelapa sawit petani secara terpadu. Mulai dari peremajaan hingga pemanenan, dengan standar perusahaan yang tinggi.
Sistem ini mencakup operational excellence, kesetaraan produktivitas antara kebun perusahaan dan petani, pemberdayaan petani melalui program cash for works, korporatisasi kelembagaan petani, serta prinsip transparansi dalam seluruh aktivitas pengelolaan.
Setiyono menegaskan bahwa sistem ini mampu mendorong peningkatan produktivitas kebun plasma hingga setara dengan kebun inti perusahaan. “Produktivitas tinggi, bahkan usia sawit muda sudah menghasilkan TBS dengan volume luar biasa. Ini bukti bahwa ketika petani dilibatkan, hasilnya nyata,” tuturnya.
Selain peningkatan produksi, single management juga membuka peluang ekonomi baru bagi petani melalui pola kemitraan yang inklusif. Petani tidak hanya mendapatkan pendapatan dari hasil kebun, tetapi juga terlibat sebagai tenaga kerja dalam kegiatan operasional kebun maupun sebagai kontraktor lokal.
“Single management ini tidak tertutup, bahkan sangat terbuka. Kami para petani didorong untuk menjadi mitra dalam berbagai kegiatan, termasuk sebagai kontraktor. Pola ini membuat hubungan antara petani dan perusahaan menjadi setara, saling menguntungkan, dan saling membutuhkan,” tambahnya.
Setiyono menilai, reformasi tata kelola yang dilakukan PTPN IV PalmCo di bawah arahan manajemen Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) telah membawa perubahan besar dalam hubungan kemitraan antara perusahaan dan petani. “Dulu saya sering berselisih dengan pihak perusahaan, tapi itu bagian dari proses pembelajaran. Sekarang, PTPN IV jauh lebih terbuka, komunikatif, dan fokus pada kesejahteraan petani plasmanya,” ujarnya.
“Petani yang dulu lepas dari kemitraan kini banyak yang menyesal, terutama saat menghadapi program peremajaan,” lanjut Setiyono.
Ia pun mengimbau agar para petani tetap menjaga kemitraan yang sudah terbangun dengan baik. “Kemitraan dengan PTPN IV PalmCo bukan hanya soal hasil panen, tapi juga keberlanjutan ekonomi, keterlibatan sosial, dan masa depan bersama yang lebih baik,” tutupnya. (Mbis/MK)







Comment