Sambas, Media Kalbar- Di sampaikan Wakil Bupati Sambas, Fahrur Rofi saat membuka rapat koordinasi evaluasi penyusunan dokumen RKP Desa 2022, Rofi meminta setiap pemerintah desa di Kabupaten Sambas tidak sembarangan memilih pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).
Orang nomor dua di kabupaten Sambas, mengatakan Guna mempercepat pembentukan desa mandiri sesuai keinginan Gubernur Kalbar dan menjadikan Sambas yang Berkemajuan, Rofi mengingginkan orang-orang yang diberi tugas sebagai pengurus BUMDES, memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu dan punya kompetensi terutama di bidang enterpreneur.
“Benang merah visi misi Sambas Baru Berkemajuan adalah ekonomi kerakyatan. Saya melihat, kebanyakan pemerintah desa itu hanya terkesan mengejar target aturan dari pusat, semuanya ikut membentuk BUMDES, tapi esensi dan jiwa enterpreneur nya tidak ada. Padahal itu yang paling penting dalam berusaha,” katanya.Selasa (12/10/2021).
Kegiatan tersebut dalam rangka Rapat koordinasi evaluasi penyusunan dokumen RKP Desa 2022, evaluasi pendaftaran badan hukum BUMDES dan sosialisasi pelaksanaan transformasi UPK Eks PNPM Mandiri perdesaan menjadi BUMDES Bersama di Sambas, bertempatan gedung UPT Pusat layanan keberbakatan, jalan pembangunan sambas
Orang nomor dua di Kabupaten Sambas itu melihat, masih ada beberapa desa yang asal-asalan dalam menunjuk pengurus BUMDES. Padahal kata dia, BUMDES seharusnya menjadi badan usaha yang mampu memberikan pemasukan yang berkelanjutan bagi desa, sehingga desa bisa bertahan di kaki sendiri.
“Padahal tujuan pemerintah pusat itu, BUMDES dibentuk agar desa tersebut sustainable. Bisa bertahan dan menjadi mandiri, dalam artian tidak hanya berpatok kepada angka-angka namun benar-benar mampu berdiri di kaki sendiri secara aplikatif,” katanya.
BUMDES kata Fahrur Rofi, adalah solusi tepat agar desa mampu melakukan pembangunan secara mandiri tanpa bergantung kepada anggaran dari pusat. Saat ini sambung dia, pengelolaan BUMDES di Kabupaten Sambas masih banyak yang ‘latah’, terkesan hanya asal ada dan asal berdiri mengikuti regulasi.
“Ini harus menjadi perhatian kita bersama, bahwa BUMDES itu tidak hanya asal ada saja. Tapi harus memperhatikan sisi bisnis dan profesionalisme kerja,” katanya.
Fahrur Rofi mengatakan, tidak semua BUMDES di Kabupaten Sambas gagal mengelola badan usaha yang dikembangkan. Salah satu yang berhasil adalah BUMDES Desa Sejiram, Kecamatan Tebas.
“BUMDES yang berhasil contohnya di Sejiram, mereka berhasil mendapatkan pemasukan sampai ratusan juta rupiah dengan usaha internet nya. Itu contoh yang berhasil. Harusnya semua BUMDES di Sambas dikelola oleh orang-orang yang punya kemampuan seperti itu. Tidak boleh sembarang tunjuk,” pungkasnya.
( Urai Rudi )
Comment