by

Fortasbi Gelar Lokakarya Percepatan Penerbitan STD-B Dan Sertifikasi ISPO

Pontianak, Media Kalbar

Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Fortasbi) menggelar Lokakarya dengan mengangkat Tema mendorong percepatan penerbitan STD-B Dan Sertifikasi ISPO Kabupaten Ketapang di Hotel Mercure Pontianak, Selasa (12/12). Kegiatan ini dibuka oleh Direktur  Pengolahan dan pemasaran Hasil Perkebunan Ditjen Perkebunan Kementan, Dr. Prayudi Syamsuri, SP., M.Si., dihadiri oleh Kadis Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar yang diwakili Kabid P4U, Hendarto, Kadis Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang, Sikat Gudag serta peserta Lokakarya yang terdiri para petani sawit.

Kabid P4U Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar,  Hendarto menerangkan bahwa surat tanda Daftar Berusaha (STD-B) tahun ini di Kalbar terus digalakkan, dengan adanya DBH Sawit dimana 80% untuk infrastruktur, 20% untuk penunjang yang meliputi Pendataan kebun masyarakat, penyusunan RAD KSB, Pendampingan ISPO bagi masyarakat,  RHL, dan jaminan  keselamatan kerja bagi Pekebun.

“Di poin Pendataan kebun masyarakat, maka percepatan STD-B diperlukan, mengingat di Kalbar ada 530 ribu hektare kebun swadaya,  sampai tahun ini baru 30 ribuan hektare yang sudah STD-B, masih banyak yang belum.” Katanya.

Untuk itu perlu sinergi program Provinsi dengan Kabupaten dalam mempercepat STD-B Dan Sertifikasi ISPO, harapan dengan didukung dengan DBH Sawit bisa mempercepat STD-B.

Kepala Dinas Pertanian, peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang, Sikat Gudag, menjelaskan bahwa di Kabupaten Ketapang 5000 hektare lebih, pihaknya mengapresiasi Pendampingan oleh Fortasbi dan NGO yang lainnya dalam mendampingi para petani sawit.

“Terutama dalam mempercepat pembangunan kelapa sawit berkelanjutan Terutama oleh petani kelapa sawit dalam upaya mempercepat penerbitan STD-B Dan Sertifikasi ISPO.” Ungkapnya.

Diakui kendala untuk STD-B adalah karena banyaknya kebun masyarakat yang tersebar, masih kurang sosialisasi ke masyarakat tentang STD-B Dan adanya kebun masyarakat dalam kawasan yang belum mendapat rekomendasi dari kementerian LHK.

Terkait Lokakarya, Kepala Sekretariat Fortasbi, Rokaya Rafi menjelaskan bahwa Lokakarya untuk  mendorong percepatan penerbitan STD-B, “Karena kita konsen Pendampingan untuk Pertani untuk mendapatkan sertifikasi ISPO, dimana selama ini hambatan petani untuk sertifikasi ISPO adalah STD-B. ” Katanya.

Lokakarya ini bisa memahami peran semua pihak dalam mempercepat penerbitan STD-B untuk di Kabupaten Ketapang. Apalagi skema pengajuan STD-B sudah online menggunakan aplikasi, “ini awal baik untuk dijelaskan dan disampaikan ke Petani Sawit.” Ujarnya.

Dijelaskan bahwa STD-B sangat penting untuk petani sawit, karena ini merupakan legalitas usaha petani, ini juga digunakan dalam mengakses  Sarana dan Prasarana, PSR dan juga Sertifikasi ISPO.

Diharapkan dengan Lokakarya tersebut petani bisa lebih memahami akan STD-B Dan Pemerintah bisa mempercepat penerbitan STD-B serta Sertifikasi ISPO.

Kegiatan juga dilaksanakan deklarasi ISPO petani dampingan Fortasbi di Kabupaten Ketapang. (Amad)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed