Pontianak, Media Kalbar
Hari ini Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji resmi melantik mantan Kepala Dinas Kesehatan Kalbar dr Harisson sebagai Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Sekretaris Daerah (Sekda) Kalbar. Ini merupakan hasil akhir dari rangkain proses seleksi terbuka Sekda Kalbar sejak 2021 lalu. Nama Harisson memang menduduki peringkat pertama dari hasil akhir seleksi tersebut, dengan total nilai 87,97. Sementara peringkat kedua diduduki Syarif Kamaruzaman dengan nilai 87,63 dan di peringkat ketiga ada Ignasius IK dengan nilai 86,21.
Harisson memulai karirnya di Provinsi Kalbar sebagai dokter salah satu perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Sanggau pada 1994. Menjadi dokter diperkebunan merupakan dari ajakan temannya saat ia bekerja di salah satu klinik di Tanggerang Banten. Terlebih pada otu itu tidak ada dokter pada perusahan tersebut.
“Saya ke Kalimantan Barat menggunakan kapal karena tidak memiliki uang yang cukup. Setelah bekerja di situ (perusahaan perkebunan) selama dua tahun lalu saya melamar sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT),” ucap dr Harisson Azroi.
dr Harisson menjadi dokter PTT di Puskesmas Teluk Batang Kabupaten Ketapang dari 1995 hingga 1998. Dengan jumlah dokter yang masih minim pada saat itu Puskesmas Teluk Batang harus melayani tiga kecamatan yakni Teluk Melano, Simpang Hilir dan Seponti.
Setelah tiga tahun mengabdi sebagai dokter PTT Teluk Batang dirinya terpilih menjadi dokter teladan dua se Provinsi Kalbar. Beruntungnya pada saat itu dokter teladan diberikan kesempatan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Awal karir menjadi PNS dr Harisson ditempatkan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. A. Diponegoro Putusibau dari 1998 hingga 2000. Usai mengabdi selama dua tahun di RSUD dr. A. Diponegoro dirinya ditugaskan menjadi dokter di di Puskesmas Bunut Hilir Kapuas Hulu pada 2000 hingga 2001.
Lalu dari 2001 hingga 2003 dipindahkan ke puskemas Semitau. Kemudian dari puskemas Semitau 2003 hingga 2006 menjadi dokter di Puskesmas Kedamin. Pada 2006 hingga 2010 diangkat menjadi Direktur RSUD A. Diponegoro Kapuas Hulu.
2010 hingga 2019 dirinya menjabat sebagai kepala dinas kesehatan Kapuas Hulu. Lalu 2019 hingga 2022 menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar.
Saat bertugas sebagai dokter di Puskesmas Kedamin mulai 2003 hingga 2006 menurutnya banyak pengalaman menarik. Salah satu yang tak pernah ia lupakan adalah ketika harus memberikan pelayanan kesehatan hingga ke wilayah pedalaman. “Puskesmas Kedamin, Kapuas Hulu itu wilayah kerjanya mencapai Tanjung Rokan yang merupakan daerah perhuluan dan harus melewati arung jeram,” katanya.
Untuk bisa sampai ke Tanjung Rokan perlu waktu seharian. Transportasinya menggunakan perahu kayu panjang dan melalui sungai yang deras juga berbatu. Ketika berangkat pun, di sepanjang perjalanan ia dan rombongan harus singgah di kampung-kampung untuk memberikan pelayanan.
Harisson masih ingat, ketika sampai di Desa Beringin, pemberhentian terakhir sebelum sampai ke Tanjung Rokan, waktu sudah cukup sore. Tapi dari perhitungan rombongannya saat itu, perjalanan masih bisa dilanjutkan. Perkiraan sampai di Tanjung Rokan pas ketika magrib.
Namun ternyata, prediksi mereka meleset. Akibat hujan yang cukup deras di perjalanan, mesin perahu sempat mati. Sepanjang sungai pun kondisinya sudah gelap gulita, sehingga perjalanan tak mungkin dilanjutkan. “Itu di tengah sungai (karena mesin mati) walaupun dangkal akan tetapi arusnya deras karena daerah perhuluan. Terpaksa kami turun dari perahu, dorong pelan-pelan dan ke tepi,” ujarnya.
Sampai akhirnya Harisson beserta tim berjumlah enam orang harus menginap di hutan di pinggir sungai. Mereka baru melanjutkan perjalanan keesokan harinya. “Kami mencari tempat langkau (pondok), lalu kami menginap di langkau tersebut. Banyak nyamuk dan yang kami takutkan ada binatang liar, syukurnya tidak ada,” kisahnya.
Tak hanya itu, kejadian unik lainnya dialami ketika ia membantu seorang ibu melahirkan. Saat itu selain menjadi dokter umum di Puskesmas Kedamin, Harisson juga bertugas di RSUD dr. A. Diponegoro. Karena kondisi ketika itu tak banyak dokter spesialis kandungan, tak jarang ia harus membantu persalinan di RS milik pemerintah Kapuas Hulu tersebut.
Pernah ada satu kasus, kata Harisson seorang ibu yang awalnya melahirkan di kampung, tetapi tidak berhasil atau mengalami partus macet. Maka, ibu tersebut dibawa ke RS tempat ia bertugas. Dan kebetulan kondisinya sudah dalam keadaan benar-benar mau melahirkan, tetapi macet. Si ibu sudah tidak mungkin dirujuk lagi ke Sintang yang memiliki dokter spesialis.
Maka Harisson lah yang harus melakukan tindakan. “Bayinya sudah gawat janin, maka tidak ada cara lain, maka kami harus melakukan pertolongan di situ. Jadi dokter umum melakukan tindakan operasi (sesar) persalinan,” ungkapnya.
Bersyukur dari pengalaman dan keahlian yang dimiliki, Harisson berhasil melaksanakan operasi itu dengan baik. Kejadian itu pun sudah sempat ia lupakan. Hingga beberapa tahun kemudian, setelah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan, Kabupaten Kapuas Hulu, ia didatangi seorang ibu.
Kejadiannya ketika Harisson melakukan kunjungan kerja ke salah satu kecamatan di sana. Ibu tersebut membawa seorang anak yang sudah bersekolah kelas satu Sekolah Dasar (SD). “Dia bilang, Pak Harisson masih ingat dengan saya atau tidak, jadi saya kan sudah tidak kenal,” ucapnya.
Ternyata ibu dan anak tersebut adalah warga yang pernah ia operasi dulu, ketika melahirkan. Dan yang membuatnya cukup terharu adalah si ibu memberikan nama Harisson kepada anak laki-lakinya. Nama Harisson sengaja dipilih sebagai bentuk terima kasih dan pengingat kepada dokter yang menyelamatkan nyawanya dan anaknya.
“Jadi ibu itu bilang, sebagai bentuk untuk mengenang bapak anak ini saya beri nama Harisson. Saya senang, melihat ibunya sehat dan anaknya sudah sekolah,” kenangnya.
Menurutnya apa yang diraih sampai hari ini sama sekali tak pernah terpikirkan sebelumnya. Harisson hanya memiliki prinsip, selalu bekerja dengan ikhlas dan tuntas. Ternyata prinsip itulah yang kemudian bisa mengantarkannya sampai pada jabatan yang sekarang.
“Bekerja itu harus ikhlas dan tuntas, jika diberikan atasan tugas, walaupun misalnya kita ragu atau kayaknya tugas itu susah untuk dikerjakan, jangan langsung menyerah. Kerjakan dulu, sebab sesuatu yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin jika ada niat dan dikerjakan,” tutupnya. (**/amad)
Comment