Bengkayang, Media Kalbar – Acara Hlamat Inu Gawia Nyobeng Nibak’ng Dayak Bidayuh Sebujit Desa Hlibuei Kecamatan Siding Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat menampilkan atraksi yang sangat memukau para tamu undangan dan peserta yang hadir Rabu (15/6/2022)
Acara ini diawali dengan ritual adat pukul 06.00 Wib dan selanjutnya prosesi penyambutan tamu hingga diantar ke rumah adat Baluq sebagai tempat acara tepatnya di Sebujit Desa Hliebuei, Kecamatan Siding Kabupaten Bengkayang.
Peserta dan tamu yang akan memasuki rumah adat, wajib menginjak sebuah nampan atau talang terbuat dari tembaga yang didalamnya sudah berisi dedaunan dan batang pisang yang sudah dipotong-potong, kemudian wajib berkeliling sebanyak 7 kali mengitari rumah adat Baluq, dimulai dari pengurus adat , tamu undangan dan peserta lainnya sambil menari.
Pada acara Hlamat Inu Gawia Nyobeng Nibak’ng kali ini hadir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Bupati Bengkayang bersama istri, Ketua DPRD bersama beberapa anggotanya, Anggota DPRD Provinsi Kalbar, Ketua DAD, unsur Forkopimda, Camat Siding, Para Kepala Desa dan juga tokoh masyarakat , tokoh adat, tokoh agama , tokoh pemuda dan undangan.
Menurut DR.Julianus Limbeng Wakil Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Masyarakat Adat,” Acara adat Budaya Nyobeng Nibakng Dayak Bidayuh Sebujit ini dilakukan perekaman dan pendokumentasian upacara ini, dan hal itu juga dilakukan di berbagai tempat di seluruh Indonesia dalam rangka memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia nanti dalam pendukungan Indonesia sebagai Presidensial, sebagai ketua negara-negara G-20 yang akan dilaksanakan nanti pada September di kawasan Candi Borobudur Yogyakarta.
Kami juga akan melibatkan dan mengundang tokoh-tokoh adat kita untuk ikut terlibat menyaksikan senior off senior meeting ataupun cultural ministrial meeting yang akan dilakukan oleh menteri menteri kebudayaan negara negara G20 dikawasan Borobudur untuk terlibat secara langsung menyaksikan proses ini, juga akan kami bawa nanti ke Sultan Yogyakarta.
Untuk itu, mohon dukungan Pemkab Bengkayang dalam keberangkatan dan tentunya kami juga akan membiayai pada pertemuan G20.
Oleh sebab itu hal ini dapat memberikan semangat kepada kita semua yang aktif dalam bidang kebudayaan untuk semangat memajukan kebudayaan kita, budaya ini harus kita lindungi, harus dilestarikan karena memiliki nilai nilai budaya yang bisa bertujuan untuk membangun atau menguatkan karakter kita.
Kebudayaan ini juga dapat berdampak pada kesejahteraan kita dengan pemanfaatan yang ada kaitan dengan kepariwisataan,” ucapnya.
Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis dalam sambutannya menyampaikan,”mengatakan mengingat antar sebujit dan Serawak malaysia sangat dekat mempunyai kesamaan adat sub sukunya yaitu sub suku Dayak Bidayuh.
Kita tahu adat dan budaya tidak terbatas secara administrasi dan geografis wilayah, maka kita tunjukan Dayak harus berdaulat untuk bebas aktif , harus Mandiri punya kepribadian dalam berbudaya, ketika orang menghilangkan budaya maka akan hilang jati dirinya , jati diri kita sebagai orang Dayak, sebagai orang yang berbudaya.
Untuk itu harus selalu bisa dipelihara dan dijaga adat budaya kita terutama acara di Sebujit ini,
Acara Nyobeng ini sudah masuk kalender wisata Kalbar maupun nasional, dan ini rumah Baluq masuk dalam warisan budaya takbenda, makanya datang dari Kementerian dan akan di undang pada forum G-20 di Yogyakarta,
Untuk kegiatan pada September 2022 nanti di Yogyakarta Pemkab Bengkayang akan mensuport untuk itu,” ucapnya.
Acara kemudian ditutup dengan atraksi Sibo Sunsak’ng atau naik panjat bambu dengan cara terbalik, kepala dibawah dan kaki diatas. (Kur/mk)
Comment