Surabaya, Media Kalbar
Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN), subholding dari Holding Perkebunan Nusantara, Mahmudi bersama Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri, SP., M.Agr., Ph.D. didampingi oleh Tim Ahli Menteri Pertanian melakukan kunjungan kerja ke Markas Komando Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Mako Lantamal) V Surabaya.
Pertemuan ini bertujuan memperkuat sinergi dan percepatan program hilirisasi perkebunan tebu di wilayah Jawa Timur, khususnya dalam pemanfaatan lahan-lahan strategis yang berada dalam pembinaan TNI AL.
Dalam pertemuan tersebut hadir jajaran Pimpinan Komandan Daerah TNI AL (Kodaeral) V, yaitu
Laksda TNI Ali Triswanto, S.E., M.Si. (Dankodaeral V), Brigjen TNI (Mar) Suwandi, S.A.P., M.M. (Wadan Kodaeral V), Kolonel Laut (P) Batos Leksono, CHRMP. (Kapoksahli Kodaeral V), serta Kolonel Laut (T) Bagus Arianto, A.Md., S.T. (Aster Dankodaeral V). Diskusi berlangsung strategis, membahas potensi kerja sama pemanfaatan lahan untuk budidaya tebu, peningkatan produktivitas, serta dukungan TNI AL terhadap program ketahanan pangan nasional.
Direktur Utama PT SGN dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa konsolidasi industri gula nasional tengah memasuki fase krusial, dengan mandat besar untuk meningkatkan kapasitas dan efektivitas sektor pergulaan nasional. “PT SGN ini pada dasarnya merupakan bagian dari konsolidasi tujuh PTPN di Indonesia yang saat ini kami mengelola sekitar 36 pabrik gula BUMN. Dan kami mendapat penugasan dari Bapak Menteri Pertanian, terkait bagaimana program bongkar ratoon ini dapat tercapai hingga 100 hektare. Harapannya, berbagai hambatan di wilayah-wilayah yang ada dapat kita selesaikan bersama. Mungkin itu yang dapat saya sampaikan.” ujar Mahmudi.
Sementara itu, Dankodaeral V, Laksda TNI Ali Triswanto, S.E., M.Si., menegaskan komitmen TNI AL dalam mendukung pemanfaatan lahan untuk budidaya tebu dan program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah. “Saat ini TNI AL memiliki lahan ribuan hectare di Jawa Timur seperti Blitar, Probolinggo, Pasuruan, Tuban, Gresik dan beberapa kabupaten lain. Selain itu, di lahan kami sendiri terdapat 148 hektare tebu yang kondisinya sudah cukup baik dan beberapa hektare lainnya masih digunakan masyarakat untuk palawija seperti cabai. Itulah kondisi lahan kami yang saat ini berjalan dan kami siap mendukung sesuai amanat Presiden terkait swasembada pangan.”
“Kementerian Pertanian, PT SGN, dan unsur TNI AL memiliki peran masing-masing yang saling melengkapi. Dengan sinergi yang kuat, kami optimistis target peningkatan efisiensi dan produksi berbasis hilirisasi dapat tercapai lebih cepat,” kata Kuntoro Boga Andri, Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian.
Pertemuan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat koordinasi antara BUMN sektor gula, Kementerian Pertanian, dan TNI AL. Kolaborasi lintas-sektor tersebut diharapkan mampu mempercepat realisasi hilirisasi tebu, meningkatkan produktivitas, serta memberikan dampak signifikan bagi ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani.
Kunjungan kerja ini diakhiri dengan pembahasan teknis rencana tindak lanjut dan identifikasi lahan prioritas yang akan menjadi model implementasi hilirisasi tebu di Jawa Timur.
–**–Mengenai PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN) :
PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang dikenal dengan Sugar Co merupakan perusahan sub-Holding Gula PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang bergerak di bidang usaha agro industri komoditas gula. Perusahaan didirikan pada tanggal 17 Agustus 2021 berdasarkan hukum pendirian merujuk pada Surat Menteri BUMN Nomor S-527/MBU/07/2021 tanggal 26 Juli 2021. Pendirian perusahaan PT Sinergi Gula Nusantara dalam rangka restrukturisasi bisnis gula PTPN Grup, adalah merupakan merupakan salah satu dari 88 Proyek Strategis Nasional (PSN) Pemerintah guna mendukung pencapaian swasembada gula nasional.
Perusahaan mengkonsolidasi 36 Pabrik Gula Perkebunan Nusantara yang tersebar dari Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Saat ini Perusahaan melakukan upaya-upaya restrukturisasi bisnis gula dan transformasi usaha di sektor pengolahan tanaman tebu (off farm), kemitraan budidaya perkebunan (on farm), peningkatan kesejahteraan petani tebu rakyat serta unit-unit pendukungnya guna meningkatkan kinerja maupun produktivitas Perusahaan. (Mbis/MK)











Comment