by

Puasa Dan Pembentuk Sikap Sabar

Oleh: Mustafa

Sabar adalah sebuah kata seringkali kita ucapkan, kata sabar untuk menghibur hati saat menghadapi masalah dan ujian kebaikan maupun keburukan. Sebuah kata menjadi penenang hati saat sedih adalah sabar.

Sabar adalah tindakan menahan dan mengendalikan diri dari hal-hal yang buruk dan tidak terpuji yang akan dilakukan, menahan diri dari emosi, bertahan dan tidak mengeluh pada saat sulit atau sedang mengalami musibah. Untuk bisa sabar maka butuh kelapangan hati dan ketabahan. Dan sabar salah satu sikap terpuji yang dimiliki oleh orang-orang yang beriman. Allah Swt berfirman dalam al-Quran surah al-Baqarah ayat 153, “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.

Sabar adalah sikap yang dapat membahagiakan hidup seseorang, karena dengan sabar seseorang dapat menghindari dirinya dari sifat-sifat pemarah, serakah, tamak, irihati dan takabur. Munculnya semua perilaku yang buruk itu karena manusia tidak mampu mengontrol dirinya untuk bersikap sabar. Maka melalui sikap sabar seseorang dapat menahan amarahnya, tidak mengeluh saat ditimpa musibah, tidak berputus asa saat mengalami kesulitan dan tidak berlebih-lebihan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya serta terhindar dari sifat irihati atau membenci orang lain karena kesuksesannya. Inilah makna dari sabar dan sholat sebagai penolong bagi orang-orang beriman yang ingin mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Lantas bagaimana puasa pembentuk sikap sabar. Sabar adalah salah satu ciri orang mukmin, dan sabar bukanlah sikap pasrah dalam menghadapi sesuatu, melainkan suatu sikap yang menunjukkan keuletan, kekuatan dan ketangguhan diri melakukan berbagai upaya positif dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi dengan meyakininya sebagai bentuk dari cobaan dan ujian yang akan memberikan hikmah dalam kehidupannya dengan selalu memohon kekuatan dan pertolongan Allah Swt, untuk tidak terpengaruh melakukan hal-hal yang buruk yang dapat merusak pahala puasa.

Sabar dapat dibentuk melalui puasa, sebab dengan berpuasa seseorang dapat mengendalikan diri dari perbuatan yang buruk dan tidak terpuji sehingga menjadikan seseorang memiliki sifat rendah diri, pemaaf, penolong, sederhana, tidak berlebih-lebihan dan empati pada orang lain.

Melalui ibadah puasa sikap sabar dapat dibentuk diantaranya; Pertama, sabar dalam kepatuhan. Karena puasa itu adalah bentuk kepatuhan yang membutuhkan sikap sabar. Pada saat puasa, perbuatan sunah yakni makan sahur sebelum fajar menyingsing, pada hal hari-hari lain waktu tersebut masih digunakan untuk tidur. Di siang hari menahan diri dari yang membatalkan ibadah puasa dan dari yang dapat mengurangi nilai pahala puasa. Tidak boleh makan, minum dan bersenggama suami isteri di siang hari, padahal pada hari-hari biasa tidak dilarang. Inilah sikap sabar yang dibentuk pada saat melaksanakan ibadah puasa sebagai wujud kepatuhan terhadap perintah Allah Swt. Bagi yang sabar melaksanakan perintah puasa Ramadhan atas dasar iman, sebagaimana hadist Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni”. HR. Bukhari). Mengenai pahala bagi orang berpuasa dijelaskan Rasulullah Saw dalam hadist qudsy. Beliau bersabda, “Semua amal anak Adam dilipatgandakan kebaikan (pahalanya) dari 10 sampai 700 kali ganda. Allah Swt berfirman; kecuali ibadah puasa. Adapun ibadah puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku langsung memberikan pahala padanya. (HR. Muslim).

Kedua, sabar dalam menjauhi maksiat. Sabar dibentuk melalui puasa untuk tidak melakukan perbuatan- perbuatan yang dilarang oleh agama, sebab jika itu dilakukan maka selain berdosa, mungkin dapat membatalkan ibadah puasa. Sabar seperti itu ditunjukkan oleh seorang yang melaksanakan ibadah puasa. Pada saat berpuasa, bukan saja tidak boleh makan dan minum, tetapi juga dari perbuatan-perbuatan yang tercela. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Saw”. Bukanlah puasa itu dari makan dan minum saja, sesungguhnya puasa itu dari perkataan kotor dan caci maki.” (HR. Ibnu Khuzaimah dari Abi Hurairah dari Ibnu Umar).

Ketiga, sabar dalam menerima penderitaan. Sabar dibentuk dengan melaksanakan ibadah puasa, untuk tidak berputus asa dan mengeluh. Puasa itu berat menahan lapar dan dahaga di siang hari. Tenaga menjadi lemah, semangat pun menjadi berkurang, berat badanpun menjadi menurun. Ini semua adalah bentuk sabar. Tanpa sabar dalam menerima penderitaan seperti ini dan iman kita pun tidak akan tangguh dalam menghadapi problematika hidup yang semakin membesar dan tantangan zaman yang semakin keras.

Dari sini kiranya dapatlah dimengerti bahwa ibadah puasa itu dapat membentuk sikap sabar bagi orang-orang yang melaksanakannya. Allah Swt menjanjikan balasan bagi orang-orang yang sabar. “Bahwasanya orang-orang yang sabar (disempurnakan) pahalanya tanpa batas.” (QS. Az- Zumar: 10). Demikian juga dalam hadist Rasulullah Saw bersabda, “Sangat menakjubkan bagi orang mukmin, apabila segala urusannya sangat baik baginya, dan itu tidak akan terjadi bagi seorang yang beriman, kecuali apabila mendapat kesenangan ia bersyukur, maka yang demikian itu sangat baik, dan apabila ia tertimpa kesusahan ia bersabar”. (HR. Muslim).

Melaksanakan ibadah puasa akan membentuk sikap sabar, dari kehidupan yang dijalani dengan sabar maka akan mendapatkan hasil yang baik, menjadi penguat hati yang lemah. Dengan sabar kita bisa menjadi hamba yang tangguh dan selalu dalam bimbingan Allah. Dengan sabar kita bisa menjadi hamba yang berhasil dan sukses. Maka bersabarlah, karena sabar menempati kedudukan tertinggi dalam iman. Dengan sabar kita termasuk dalam hamba yang mulia dalam lindungan Allah Swt. Dengan sabar yang dicontohkan Rasulullah Saw harapannya kelak mendapat syafaat dan keselamatan di dunia sampai akhirat. Wallhu’alam bish-shawab. (*)

*Penulis: Guru Madrasah Aliyah Rantau Panjang Kabupaten Landak dan Sekretaris DPD FKOB Kota Pontianak.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed