Jakarta, Media Kalbar – Kesuksesan menjadi target yang dibidik setiap orang. Meskipun ukuran dan bentuk sukses masing-masing orang berbeda, satu hal yang pasti adalah kesuksesan tidak bisa diraih dengan mudah. Untuk menjadi sukses dibutuhkan disiplin dan etos kerja yang kuat.
Diantara beragam contoh, etos kerja Jepang adalah satu yang paling menonjol. Tidak hanya di Asia, bahkan di dunia. Etos kerja yang tinggi menjadikan negara yang luluh lantak karena kalah perang itu berubah secara cepat menjadi salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia hanya dalam waktu relatif singkat.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Komjen Pol. Andap Budhi Revianto mengatakan kedisiplinan masyarakat Jepang dalam menerapkan etos kerja adalah kunci utama masyarakat dan negara itu menjadi yang disegani di dunia.
“Orang Jepang sudah menanamkan budaya disiplin dan etos kerja yang luar biasa sejak dini. Hal ini yang menjadikan Jepang sebagai negara modern, kuat dan disegani,” ujar Andap dari kantornya di Jakarta (05/1)
Jepang memang identik dengan kedisiplinan dalam segala hal seperti ketepatan waktu, kebersihan, dan ketaatan pada aturan. Kedisiplinan dan etos kerja seperti sudah mendarah daging sehingga akan merasa malu jika tidak menerapkannya.
Disiplin dan etos kerja yang tinggi itu yang ditekankan oleh Andap dalam arahan kepada seluruh ASN Kemenkumham. Seperti di Jepang, kata Andap, etos kerja dan disiplin harus dimulai dari awal.
“Ini adalah awal tahun. Awal yang baik dalam memulai sesuatu yang baru. Awali dengan tekad untuk meningkatkan disiplin dan menciptakan etos kerja yang tinggi,” tekannya.
Seperti orang Jepang, disiplin harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam melakoni peran sebagai pelayan masyarakat. Orang tua memiliki peran vital. Orang tua tidak hanya memberikan petuah, tetapi memberikan contoh dan teladan yang baik dan bisa ditiru anak-anaknya.
Peran orang tua Jepang memberikan teladan disiplin bagi anaknya, dapat mengilhami para pimpinan Kemenkumham untuk mengambil peran sebagai “orang tua” dalam meneladankan kedisiplinan bagi stafnya. Jika pimpinan disiplin dan taat aturan, maka akan tercipta budaya disiplin dalam lingkungan kerja Kemenkumham.
“Jajaran Kemenkumham harus memiliki integritas, kejujuran, keuletan, kemauan, dan kemampuan untuk bekerja keras. Lingkungan kerja yang menjujung kedisiplinan akan menciptakan budaya malu ketika melanggar aturan,” lanjut Andap
Kendati demikian, menurut Andap, setiap pribadi di lingkungan Kemenkumham dapat menjadi pemimpin bagi diri sendiri. Kedisiplinan yang dimiliki jangan hanya karena ada pengawas atau aturan. Namun kedisiplinan harus benar-benar mengakar menjadi karakter dalam pribadi tiap-tiap jajaran Kemenkumham.
Bermodalkan kedisiplinan dan kompetensi, Andap optimis Kemenkumham mampu mempertahankan setiap raihan di tahun 2021, bahkan menjadi lebih baik di tahun 2022.
“Terpenting, harus memiliki komitmen diri. Disiplin adalah bagian yang tidak terpisahkan, disamping itu harus memiliki integritas, kejujuran, keuletan serta mau dan mampu bekerja keras tentunya,” tutup Andap. (**/amad)
Comment