Oleh: Mustafa*
Dunia pendidikan bergerak dinamis, selalu ada terobosan Kementerian Pendidikan memperbaiki mutu pendidikan. Selama pandemi membawa dampak buruk bagi dunia pendidikan, yakni hilangnya kemampuan atau potensi kemampuan akademik peserta didik. Baik dalam hal pengetahuan maupun keterampilan yang dikenal dengan istilah learning loss. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, menyebut learning loss sebagai kerugian besar bagi peserta didik. Nadiem menilai, anak Indonesia seperti hilang satu tahun pendidikan akibat dilaksanakannya pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Laporan riset seperti yang dilansir oleh acerforeducation.id, 16 November 2021 menunjukkan bahwa, dari 1,6 juta siswa sekolah di Amerika Serikat pada 2021 untuk mata pelajaran matematika mengalami penurunan 10 poin. Sedangkan untuk kemampuan membaca, nilai mereka tertinggal 9 poin. Tentunya hasil tersebut dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Kemudian hal serupa juga terjadi di Indonesia. Laporan riset Bank Dunia September 2021 lalu, menyebutkan penutupan sekolah sejak awal 2020 hingga juni 2021 telah mengakibatkan hilang sekitar 0,9 tahun waktu pembelajaran dan 25 poin skor PISA (Programme for International Student Assesment) dibidang kemampuan membaca. Mengutip laporan tersebut, learning loss telah mengakibatkan 70% anak sekolah dasar di Indonesia memiliki nilai kemampuan membaca berada di bawah tingkat kemahiran minimal. Lebih lanjut dijelaskan, selain karena penutupan sekolah, learning loss di Indonesia juga terjadi akibat tidak efektifnya pelaksanaan pembelajaran online.
Saat ini dunia pendidikan Indonesia tengah berada pada masa pemulihan setelah masa krisis pembelajaran akibat pandemi Covid-19 berangsur-angsur mulai terlewati. Oleh sebab itu, pada masa pemulihan ini diperlukan satu model kurikulum yang mampu memitigasi learning loss secara lebih efektif dan efisien. Model kurikulum inilah yang kemudian disebut kurikulum merdeka.
Pada waktu yang lalu tepatnya 11 Januari 2022, kurikulum merdeka diluncurkan oleh Kemendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim. Kurikulum merdeka berhubungan langsung dengan akselerasi mutu pembelajaran dan kualitas guru melalui platform merdeka mengajar yang telah diimplementasikan di 2.500 Sekolah Pengerak dan 901 SMK Pusat Unggulan diseluruh Indonseia sebagai bagian dari pembelajaran dengan paradigma baru.
Kurikulum merdeka ini dalam implementasinya tidak mengubah ataupun menghilangkan sepenuhnya kurikulum 2013, tetapi ada pengembangan dari kurikulum sebelumnya. Dengan adanya kurikulum merdeka ini diharapkan sebagai opsi dalam mengatasi dan membantu learning loss (krisis pembelajaran) yang dialami para peserta didik di Indonesia. Dari ditpsd.kemdikbud.go.id disebutkan tahun 2022 hingga 2024 Kemendikbudristek memberikan tiga opsi kurikulum bagi satuan pendidikan sesuai dengan kesiapannya setelah mengetahui hasil angket evaluasi diri yang disiapkan oleh pemerintah diantaranya; (1) Sekolah/Madrasah bisa mengunakan kurikulum 2013 secara penuh. (2) Sekolah/Madrasah boleh mengunakan kurikulum darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan). (3) Sekolah/Madrasah boleh mengunakan kurikulum merdeka.
Melihat sisi keunggulan kurikulum merdeka diantaranya: 1) Lebih sederhana dan mendalam. Karena fokus pada materi yang essensial dan mengembangkan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, dan menyenangkan; 2) Lebih merdeka. Kurikulum merdeka ini dianggap memberi kemerdekaan diantaranya; (a) Bagi peserta didik: Tidak ada program peminatan di SMA/MA (IPA, IPS dan Bahasa). Peserta didik memilih mata pelajaran sesuai dengan minat, bakat dan aspirasinya; (b) Bagi guru: Guru mengajar sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik; (c) Bagi sekolah: Sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik; 3) lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran melalui kegiatan proyek untuk memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, sosial budaya, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Dukungan penerapan kurikulum merdeka untuk Guru, Kepala Sekolah dan Dinas Pendidikan berupa; 1) Penyediaan perangkat ajar, buku tes dan bahan ajar pendukung; 2) pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah dan pemerintah daerah; 3) Jaminan jam mengajar dan tunjangan profesi guru. Sedangkan tiga pilihan yang dapat diputuskan sekolah/madrasah tentang implementasi kurukulum merdeka pada tahun ajaran 2022 hingga 2024 diantaranya; 1) Menerapkan beberapa bagian dan prinsip kurukulum merdeka tanpa menganti kurukulum satuan pendidikan yang sedang ditetapkan; 2) Menerapkan kurikulum merdeka mengunakan perangkat ajar yang sudah disediakan; 3) Menerapkan kurikulum merdeka dengan pengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar.
Berbagai dukungan penerapan kurikulum merdeka dengan rancangan untuk memudahkan guru berfokus pada pembelajaran, dengan kurikulum ini peserta didik bisa merasakan relevansi ilmu pengetahuan bagi kehidupan dan tumbuh kecintaannya pada ilmu pengetahuan dan proses belajar. Dengan kurikulum merdeka pekerjaan dengan waktu untuk menuntaskan materi, guru akan bisa memperhatikan apa yang menjadi jatung pendidikan dan kualitas belajar yang dialami paserta didik.
Kurikulum merdeka memang bukan magic bullet atau solusi sapu jagat. Namun berpadu dengan program-program merdeka belajar lainnya. Penulis yakin dan percaya bahwa kurikulum mendeka akan memantik transformasi sistemik yang akan diperlukan untuk mengatasi krisis belajar di negeri Indonesia yang kita cintai ini. Wallahu a’lam bish-shawab.
*Penulis: Guru PAI Madrasah Aliyah Tarbiyatul Islamiyah Rantau Panjang Kabupaten Landak dan Sekretaris PSPII (Pekumpulan Sarjana Pendidikan Islam Indonesia) Tingkat Wilayah Kalimantan Barat.
Comment