Pontianak, Media Kalbar
Bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Kalimantan Barat bukan sekadar fenomena alam, tetapi juga sebuah ujian sosial yang mengukur tingkat kepedulian dan solidaritas antar sesama. Dalam kondisi seperti ini, hadirnya organisasi masyarakat yang aktif dalam misi kemanusiaan menjadi sebuah keniscayaan.
Ketua Madas Nusantara Kalimantan Barat, H. Ahmad Bustomi, S.Fil.I., M.Pd.I., menegaskan bahwa Madas Nusantara tidak hanya menjadi wadah dakwah dan pendidikan, tetapi juga memiliki peran strategis dalam aksi kemanusiaan. “Kami percaya bahwa kepedulian sosial adalah manifestasi nyata dari nilai-nilai kebangsaan dan keimanan. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ, _‘Tidaklah beriman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri’_ (HR. Bukhari & Muslim). Maka, membantu saudara-saudara kita yang terdampak bencana adalah bagian dari implementasi iman,” ujarnya.
Peran Aktif MADAS dalam Krisis Kemanusiaan
Dalam konteks negara hukum (rechtstaat), tanggung jawab sosial diatur dalam berbagai regulasi. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menegaskan bahwa partisipasi masyarakat dalam penanganan bencana merupakan bagian dari sistem nasional. Bahkan, dalam Pasal 28H ayat (1) UUD 1945, disebutkan bahwa setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta mendapatkan perlindungan dari bencana. Dengan dasar ini, Madas Nusantara Kalimantan Barat mengambil langkah proaktif dalam memberikan bantuan, baik berupa logistik, tenaga relawan, maupun pendampingan psikososial bagi korban banjir.
Dari perspektif akademik, teori solidaritas sosial yang dikemukakan Émile Durkheim dalam karyanya De la Division du Travail Social menegaskan bahwa dalam situasi krisis, masyarakat dengan kohesi sosial yang kuat akan mampu bertahan dan bangkit lebih cepat. Inilah yang menjadi landasan filosofi gerakan Madas Nusantara, yakni memperkuat hubungan antarindividu dalam masyarakat melalui aksi nyata.
Sinergi dengan Media Online untuk Aksi Sosial yang Lebih Luas
Era digital menuntut perubahan dalam cara berkomunikasi dan beraksi. Oleh karena itu, Madas Nusantara memanfaatkan media online sebagai sarana penyebarluasan informasi dan penggalangan bantuan. Seperti yang disebutkan dalam QS. Al-Maidah ayat 2, “Bertolong-tolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan”, maka penggunaan media sosial bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga instrumen dakwah dan penggerak kepedulian sosial.
Sebagaimana pendekatan komunikasi persuasif Aristoteles (ethos, pathos, logos), Madas Nusantara mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dalam membantu korban banjir. Dengan ethos (integritas organisasi), pathos (empati terhadap korban), dan logos (strategi berbasis data dan kebutuhan riil di lapang, diharapkan aksi kemanusiaan ini tidak hanya menjadi respons sementara, tetapi juga membangun ekosistem kepedulian yang berkelanjutan.
“Banjir boleh surut, tetapi kepedulian tidak boleh tenggelam. Madas Nusantara akan terus menjadi garda terdepan dalam aksi kemanusiaan, sebagai bukti bahwa kebangsaan dan keimanan harus terimplementasi dalam tindakan nyata.” pungkas Ahmad Bustomi Ketua Madas Nusantara Kalbar. (*/Amad)
Comment