Sambas, Media Kalbar – Arga, mahasiswa Fakultas Ekonomi dari Universitas Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas (UNISSAS), menyampaikan pandangannya secara kritis namun konstruktif terhadap program pupuk subsidi di Kabupaten Sambas.
“Pemerintah sudah benar dalam memberikan alokasi besar, tapi harus diingat: kuota besar tanpa distribusi yang adil itu percuma,” tegas Arga.
Menurutnya, yang selama ini menjadi titik lemah bukan hanya soal jumlah pupuk, tapi soal transparansi dan akurasi data penerima. Ia mengungkapkan kekhawatiran bahwa selama sistem distribusi masih tertutup dan minim pengawasan, maka potensi penyimpangan akan terus ada.
“Kami dari kalangan kampus mendorong agar ada pengawasan independen yang melibatkan mahasiswa, akademisi, hingga kelompok tani itu sendiri. Jangan sampai pupuknya datang, tapi petaninya malah ditinggal,” ujarnya.
Arga juga menyarankan agar Dinas Pertanian dan aparat desa lebih terbuka terhadap publik dalam hal validasi data. Mahasiswa menurutnya siap membantu melalui kegiatan pengabdian dan riset lapangan.
“Kami ini bukan cuma belajar di kelas, tapi juga punya tanggung jawab sosial. Kalau pemerintah mau terbuka, kami siap terlibat langsung di desa-desa untuk bantu cek dan awasi,” tambahnya.
Baginya, tahun 2025 adalah momentum penting. Jika dikelola baik, Sambas bukan hanya bisa panen raya secara fisik, tapi juga panen kepercayaan dari rakyat.(Rai)











Comment