by

Petugas Rutan Sambas Sigap Evakuasi Tahanan Bunuh Diri, Tekankan Pentingnya Kesehatan Mental

SAMBAS, Media Kalbar – Petugas Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Sambas bertindak cepat saat mengetahui salah satu tahanan titipan Kejaksaan Negeri Sambas, WH (44), yang sedang menghadapi kasus pencabulan anak di bawah umur, ditemukan meninggal dunia akibat gantung diri, Senin (28/4/2025).

Kepala Rutan Sambas, Andriyas Dwi Pujoyanto, menjelaskan, peristiwa tersebut bermula ketika seorang warga binaan yang baru selesai bermain voli hendak menggunakan toilet. Warga binaan itu merasa curiga karena pintu toilet tidak terkunci, namun terasa berat saat didorong. Ia lalu memanjat tembok dan mendapati korban dalam posisi tergantung dengan tubuh bersandar di pintu toilet.

“Melihat kejadian itu, warga binaan segera melapor kepada petugas. Petugas kemudian melapor kepada saya, dan kami langsung melakukan evakuasi ke klinik Rutan. Tim klinik yang dibantu tamping berusaha memberikan pertolongan sesuai SOP, namun korban tidak berhasil diselamatkan,” terang Andriyas.

Pihak Rutan segera berkoordinasi dengan Kepolisian dan Kejaksaan Negeri Sambas untuk proses lebih lanjut. Sekitar pukul 20.00 WIB, jenazah korban dibawa ke RSUD Sambas untuk dilakukan visum. Hasil visum menyatakan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

“Peristiwa ini murni bunuh diri. Korban diduga mengalami tekanan mental berat setelah mendapat informasi dari sesama tahanan bahwa ancaman hukuman terhadap kasusnya cukup berat,” jelasnya.

Setelah seluruh proses visum dan administrasi di RSUD selesai, jenazah korban dibawa ke rumah duka dan tiba pada pukul 22.20 WIB. Rutan Sambas juga segera melaporkan kejadian ini ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kalimantan Barat dan berkoordinasi dengan Ketua Pengadilan Negeri Sambas, Kejaksaan Negeri Sambas, serta Polres Sambas.

“Kami langsung melakukan evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang. Kami telah mengumpulkan seluruh penghuni Rutan untuk menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental, serta mengimbau mereka aktif berkomunikasi dengan petugas jika mengalami tekanan psikologis,” tegas Andriyas.

Pihak Rutan juga telah menyampaikan secara rinci kronologi kejadian kepada keluarga korban, yang menerima peristiwa ini dengan lapang dada. Andriyas berharap ke depan tidak ada lagi kejadian serupa dan mengajak seluruh warga binaan untuk memperkuat kesehatan mental dan spiritual melalui berbagai program pembinaan yang tersedia. (Rai)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed