by

Puluhan Karyawan PT Giat Usaha Dieng Melakukan Aksi Mogok Kerja Menuntut Hak Karyawan Akibat PHK Sepihak

Kubu Raya, Media Kalbar

Sejumlah Karyawan PT. Giat Usaha Dieng, melakukan aksi Mogok Kerja di Halaman Perusahaan pada 04 Agustus 2021.

Karyawan yang tergabung dalam persatuan serikat pekerja itu mengatakan kepada Sejumlah wartawan,”Kami berkumpul disini menyuarakan hak kami sebagai karyawan dan menuntut kejelasan pemutusan hubungan kerja oleh pihak perusahaan PT. Giat Usaha Dieng kepada kami tanpa tau apa kesalahan yang jelas,” ucap Boymin karyawan yang di PHK.

Adapun jumlah karyawan yang dilakukan PHK sepihak oleh perusahaan PT. Giat Usaha Dieng sebanyak 16 orang, ini baru tahap pertama dan tidak tau nanti ada tahap kedua ucap Boymin koorlap serikat pekerja.

Aturan sudah jelas dalam melakukan PHK harus dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang mengaturnya. “Regulasinya dijelaskan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.Di dalam UU tersebut dijelaskan bahwa tak boleh melakukan PHK secara sepihak, melainkan harus ada perundingan terlebih dahulu.”Katanya.

“Apabila hasil perundingan yang sudah dilakukan tak menghasilkan persetujuan, maka perusahaan hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerja atau buruh setelah adanya penetapan dari lembaga penyelesaian hubungan industrial. Hal ini diatur dalam pasal 151 ayat 3 UU Ketenagakerjaan.”Terangnya.

ketentuannya:“Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) benar-benar tidak menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.”

Kesimpulannya,harus ada penetapan yang dikeluarkan oleh lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial dalam melakukan PHK.Namun apabila perusahaan melakukan PHK tanpa adanya penetapan tersebut, maka PHK yang dilakukan batal demi hukum.

Kemudian,bagi perusahaan yang melakukan PHK tanpa mengikuti ketentuan hukum,maka wajib mempekerjakan Kembali pekerja tersebut. Hal ini tertulis dalam pasal 155 ayat 1 dan pasal 170 UU Ketenagakerjaan,yang berbunyi:

Pasal 155 ayat 1: “Pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (3) batal demi hukum.”

Pasal 170: “Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan tidak memenuhi ketentuan Pasal 151 ayat (3) dan Pasal 168, kecuali Pasal 158 ayat (1), Pasal 160 ayat (3), Pasal 162, dan Pasal 169 batal demi hukum dan pengusaha wajib mempekerjakan pekerja/buruh yang bersangkutan serta membayar seluruh upah dan hak yang seharusnya diterima.”

Selanjutnya, aturan untuk penyelesaian perkara PHK secara sepihak dijelaskan dalam UU Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Aturan ini dipertegas dalam pasal 5 yang menyatakan bahwa:

“Dalam hal penyelesaian melalui konsiliasi atau mediasi tidak mencapai kesepakatan, maka salah satu pihak dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Hubungan Industrial.”

Apabila sudah ada kesepakatan mengenai PHK oleh perusahaan ataupun tenaga kerja berdasarkan musyawarah mufakat,maka wajib didaftarkan ke Pengadilan Hubungan Industrial di Pengadilan Negeri di mana para pihak mengadakan perjanjian bersama.

Sampai berita ini diturunkan pihak perusahaan PT. Giat Usaha Dieng belum dapat memberikan clarifikasi terkait PHK tersebut, karyawan berharap agar perusahaan tak semena-mena melakukan PHK ungkapnya. (Tim.Mk )

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed