Sambas, Media Kalbar –
Dunia saat ini menghadapi berbagai tantangan di berbagai sektor seiring ketidakpastian Global yang sedang dihadapi seluruh negara di lain sisi meningkatkan jumlah penduduk yang diikuti menurunnya kualitas lingkungan hidup telah berkontribusi menambah masalah di bidang pengelolaan sumber daya air pangan hingga energi.
Ketersediaan air bersih yang dikonsumsi oleh manusia sangatlah terbatas. Selain hal tersebut, banyak faktor lainnya yang menyebabkan ketersediaan air bersih semakin menipis. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi krisis air bersih.
Melalui Direktur Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Muare Ulakan/ PDAM Kabupaten Sambas, Arpandi, SP menyampaikan untuk studi kelayakan sumber air baku PDAM Kabupaten Sambas memang untuk saat ini dan tahun-tahun ke depan perlu Ada kajian secara khusus.
“Terkait Studi Kelayakan Danau sebedang sebagai sumber air baku PDAM Kabupaten Sambas memang untuk saat ini dan tahun-tahun ke depan saya kira perlu Ada kajian secara khusus bahkan untuk saat ini saja untuk kajian itu sudah cukup layak untuk kita mengatakan bahwa sumber air baku Danau Semedang ini bisa jadi menjadi tidak layak air baku, dikarenakan banyak faktor.”jelasnya, Kamis (29/9/2022)
“Paling tidak ada lima faktor yang pertama adalah semakin berkembangnya Dinasti Wisata Danau sebedang yang didukung oleh perda No. 5 tahun 2016 Tentang “Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Sambas Tahun 2016-2036” yang dapat dilihat dengan ramainya pengunjung, dan berdirinya Cafe dan tempat-tempat rekreasi pinggir Danau, yang tentu saja Kemudian ini menjadi sumber limbah cair dan limbah padat dalam dalam konteks pencemaran lingkungan.”jelasnya lagi
Lanjutnya lagi Arpandi menyebutkan bahwa yang kedua di atas Danau Sebedang yang awalnya adalah hutan alami sebagai sumber penahan air kemudian menjadi sumber air tanah ini sudah digantikan dengan perkebunan.
“Yang tentu kemudian dengan perkebunan itu sendiri residu pupuk dan erosi tanah dan sebagainya akan masuk ke dalam danau yang mengakibatkan pencemaran air baku , ketiga masalah perkuburan ini juga menjadi dilema tersendiri, yang keempat masalah Budidaya perikanan dalam Keramba sementara air danau tidak mengalir dan yang kelima adalah pertambangan yang paling tidak lima hal ini dapat mempengaruhi kualitas air bakau danau sebedang kalau di tinjau dari kelestarian ekologi lingkungan.”ungkapnya
Dirinya juga mengatakan ke depan bisa jadi memang perlu ditinjau kembali kelayakan sumber air baku PDAM di danau sebedang dengan mencari solusi alternatif.
“Ke mana kita akan mencari sumber dengan debit yang lebih besar dengan jenis air yang lebih mudah diolah dengan tingkat kelayakan yang lebih baik, serta yang pasti dengan tingkat kontinuitas atau ketidak terbatasan jumlah air yang bisa ambil untuk dimanfaatkan serta memperhatikan tingkat efisensi, di mana itu bisa jadi adalah sumbernya dari Sungai Sebangkau di Ruas Jalan Sekadim itu yang pernah menjadi perencanaan sebelumnya yang hal ini juga kami pernah usulkan melalui Satker Balai Wilayah Sungai Kalimantan (BWSK) I pada awal Agustus 2022 yang lalu.”katanya
Arpandi juga berharap kedepannya mudah-mudahan ini juga menjadi perhatian semua pihak bahwa PDAM sesungguhnya juga sudah berpikir tentang bagaimana kelayakan sumber air baku khususnya Danau sebedang ini untuk ditinjau kembali dengan perkembangan kondisi ekologis pada saat sekarang ini.
“Apalagi sekarang pemerintah daerah melalui PerkimLH sedang melakukan evaluasi terhadap Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum atau air bersih (RISPAM), Nah harapan kami di dalam evaluasi RISPAM itu juga kemudian mencantumkan secara Khusus untuk evaluasi terhadap sumber air baku khususnya Danau sebedang.”ujarnya ( Rai )
Comment