by

Desa Sungai Itik Juara Pertama Penanganan Stunting se-Kalbar, Siap Wakili Provinsi ke Tingkat Regional di Bali

KUBU RAYA, Media Kalbar

Komitmen kuat Pemerintah Desa Sungai Itik, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya dalam menangani masalah stunting membuahkan hasil gemilang. Desa ini berhasil meraih peringkat pertama dalam Lomba Desa Berkinerja Baik dalam Penanganan Stunting Tingkat Provinsi Kalimantan Barat dan akan mewakili provinsi tersebut dalam ajang lomba lanjutan tingkat regional di Pulau Bali.

Pengumuman kemenangan disampaikan pada Selasa malam (15/7/2025) pukul 21.00 WIB, yang disaksikan langsung oleh unsur Forkopimcam Sungai Kakap, Ketua BPD, dan staf Pemerintah Desa Sungai Itik.

Kepala Desa Sungai Itik, Abdurrahman, Kepada Awak Media Rabu (16/7/2025) menyampaikan rasa syukur atas pencapaian luar biasa ini. Menurutnya, keberhasilan ini adalah hasil kolaborasi semua pihak yang terlibat dalam program penanganan dan pencegahan stunting di tingkat desa.

“Kita dipercaya menjadi perwakilan terbaik Kabupaten Kubu Raya dalam lomba penurunan stunting. Hanya dua desa yang mewakili Kalbar ke tingkat regional, yaitu Desa Sungai Itik dan Desa Menara Satu. Kegiatan dilaksanakan di Nusa Dua, Bali bersama 12 kabupaten lainnya,” jelas Abdurrahman.

Keberhasilan Desa Sungai Itik tidak lepas dari beragam inovasi program penanganan stunting yang langsung menyentuh masyarakat, di antaranya:
Kurban (Kunjungan Rumah Balita yang Tidak Hadir Posyandu)
Petugas mendatangi rumah balita yang tidak datang ke posyandu untuk memastikan layanan kesehatan dan gizi tetap diberikan.
Kejati (Kejar Ibu Hamil Berisiko Stunting)

Fokus pada pendampingan intensif kepada ibu hamil dengan risiko tinggi melahirkan anak stunting.
Menu Makanan Bergizi Lokal Lekong Lor (Lele, Singkong, Telur, dan Daun Kelor) diberikan selama 60 hari.
Bursang Pok (Bubur Ayam Pisang Kepok) untuk bayi usia 7–12 bulan.

Gemar Posting (Gerakan Makan Telur Itik untuk Mencegah Stunting).
Menurut Abdurrahman, keberhasilan ini tidak akan tercapai tanpa kondisi masyarakat yang sehat. “Kesehatan adalah fondasi utama pembangunan desa. Tanpa kesehatan, semua program lainnya tidak akan berjalan optimal,” ujarnya.

Untuk mendukung program tersebut, Pemerintah Desa Sungai Itik telah mengalokasikan anggaran dari dana desa sebesar Rp124 juta khusus untuk inovasi penurunan stunting. Hasilnya pun terlihat nyata, angka stunting di desa ini mengalami penurunan signifikan dari 15% menjadi 7%.

Selain menjadi juara dalam penanganan stunting, Desa Sungai Itik juga dikenal sebagai desa dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Desa ini tercatat sebagai pemegang predikat pengelolaan keuangan terbaik selama tiga tahun berturut-turut, penyusunan APBDes tercepat, dan laporan keuangan desa yang selalu tepat waktu.

“Semua pencapaian ini kami dokumentasikan secara lengkap dan transparan. Data adalah kekuatan. Kita bukan hanya bicara, tapi menunjukkan bukti,” tegas Abdurrahman.

Kini, Desa Sungai Itik bersiap membawa nama Kalimantan Barat ke tingkat yang lebih tinggi. Sebanyak 2031 desa dan 99 kelurahan dari seluruh Provinsi Kalimantan Barat ikut serta dalam lomba regional, dan Desa Sungai Itik menjadi satu dari sedikit desa yang berkesempatan tampil sebagai contoh praktik terbaik dalam penanganan stunting berbasis masyarakat. (MK/Ismail)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed