by

Ica, Siswi SMK Korban Tewas Akibat Berpacaran, Konselor Remaja Sebut Modus Kebanyakan Remaja Pria Sama, Beri Ceweknya Minuman Keras Lalu Diperkosa Bersama Teman-temannya

Cianjur, Media Kalbar – Video viral Ica ramai dicari netizen di media sosial TikTok, Facebook dan Twitter, bahkan video viral Ica bertengger menjadi pencairan pertama. Video viral Ica itu ramai sejak kemarin, banyak netizen mempertanyakan ramainya video viral ica tersebut terutama di Tiktok, Facebook dan Twitter.

Video viral Ica meski belum menjadi trending topik di Twitter namun di facebook sudah ramai berseliweran begitu juga di Tiktok hampir tiap akun memajang soal Ica. Video viral Ica yang kini ramai diperguncingkan itu ternyata dikaitkan dengan tewasnya seorang gadis warga Cikarang Kecamatan Leles Kabupaten Cianjur Jawa Barat.

Mengutip dari youtube Angin Kidul, tewasnya seorang gadis remaja tersebut diduga overdosis setelah dicekoki obat obatan terlarang dan minuman keras oleh pacarnya berinisial IR.

Kejadian yang menewaskan siswi SMK di Leles Cianjur itu berasal saat sang gadis bersedia mengikuti ajakan pacarnya untuk menghadiri acara ulang tahun di wilayah Tegal Buleud Argabinta Sukabumi pada Senin 11 April 2022 malam. Namun dipesta itulah diduga sang gadis diduga dicekoki obat obatan terlarang dan minuman keras, karena tidak biasa meminum minuman seperti itu sehingga sang gadis remaja itu overdosis.

Lalu pihak keluarga menerima informasi bahwa anak mereka ditemukan dalam kondisi mengenaskan, tidak pikir panjang lagi keluarga langsung membawa korban ke Puskesmas Agrabinta untuk mendapatkan penanganan medis. Namun saat dibawa kondisi sudah tidak sadarkan diri hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di Puskesmas Argabinta.

Andri, salah seorang petugas Puskesmas Argabinta Sukabumi, kepada media menyatakan atas izin keluarga pasien jenazah diperiksa ternyata ada bagian kemaluan yang lecet dan juga ada bercak darah yang sudah membeku. Kuat dugaan korban selain dicekokin obat obatan juga mengalami kekerasan seksual.

Pemerhati masalah Sosial dan Life Coach untuk Usia Remaja, Adi Supriadi MM menyikapi ini menegaskan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir kasus meninggalnya Gadis akibat pacaran meningkat, dan saat ini kondisi remaja kehilangan kegadisan banyak di usia SMP.
“Hasil Penelitian sosial Saya, remaja banyak berpacaran sejak SMP dan mulai banyak kehilangan keperawanan pada kelas 9, jelang kelulusan, ini semakin parah kondisi pergaulan remaja Kita. Jika dulu banyak terjadi jelang usia kelulusan SMA sekarang turun ke SMP” Papar Adi Supriadi.

Pria yang berkeliling Jawa untuk mengisi Training Motivasi di SMK Sederajat ini melanjutkan, Kebanyakan motif Pria usia Remaja saat ini memacari gadis usia belia bukan karena ingin hidup menikah karena memang usia mereka belum cukup untuk bisa menikah, tetapi motif mereka adalah memang hubungan seksual akibat banyaknya tontonan pornografi yang mereka dapatkan dari Internet.
“Jika Para Gadis belia usia 10 – 15 tahun ini tidak bisa diajak berhubungan intim, Sang Cowok biasanya mengajaknya berkumpul bersama-sama dengan temannya untuk kemudian diberikan minuman keras atau apapun yang membuat Gadis belia tersebut tak sadarkan diri, lalu terjadi kekerasan seksual yang dilakukan beramai-ramai” Kata Adi Supriadi menjelaskan
Fakta ini menegaskan korban dari pacaran remaja di usia SMP SMA meningkat, dan tentunya akibat orang tua tidak memberikan tindakan disiplin dalam pergaulan anak, pembiaran dan merasa bangga saat anak memiliki pacar atau berpacaran.
“ Modus lain yang dilakukan Pria Remaja ketika berpacaran selain dicekoki minuman keras, narkoba atau obat bius adalah dengan meminta sang Pacar mengirimkan foto-foto telanjang, dengan foto inilah yang mereka gunakan untuk memberikan ancaman agar Ceweknya mau diajak berhubungan intim karena jika tidak foto tersebut akan disebarluaskan “ Kata Pria kelahiran Ketapang, Kalimantan Barat

Adi Supriadi yang telah menjadi Counselor Remaja di Youth Counselor PKBI sejak 1998 ini menegaskan, Pendididkan Seks usia dini harus disampaikan kepada anak-anak, kemudian pendidikan agaama agar tidak berpacaran hingga kemudian sampai usia menikah dapat terus dikencangkan, karena jika tidak, kejadian serupa seperti ini tidak lagi di Usia SMA, SMP tetapi masuk ke Usia SD, mengingat anak-anak usia SD sudah sampai usia Baligh dan sudah mengenal lawan jenis. (*/amad)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed