by

Jerit Para Nelayan Sungai Kakap Dampak Kelangkaan BBM

Kubu Raya, Media Kalbar

Sudah hampir setahun ini bahan bakar minyak(BBM)jenis solar subsidi,mengalami kelangkaan.Kondisi itu juga berdampak pada keberlangsungan hidup para nelayan di Kecamatan Sungai Kakap.

Banyak dari mereka yang terpaksa libur melaut.Maklum,mereka tidak mendapat bahan bakar.Nelayan pun menjerit.Kerugian pun bisa mencapai jutaan rupiah per hari.

Satar,misalnya.Nelayan Desa Sungai Kakap,Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya,itu mengaku sudah tidak melaut yang sudah hampir Tujuh Bulan belakangan ini.Dia kesulitan mencari BBM jenis solar bersubsidi di SPBU.Tak ayal,perahu miliknya pun terpaksa terparkir di dermaga. “Mau beli di SPBU terdekat kuotanya juga dibatasi.Kalau ada pun kini harganya selangit mencapai Rp.8 500/Liter.Nyari keluar,pun juga kesulitan,”katanya.

Muhtar warga RT.2 Paret lintang di dampingi Cun saat di temui di dermaga Sungai Kakap beberapa waktu lalu ia mengatakan terpaksa tidak melaut.Muhtar tidak sendiri.Di Kecamatan Sungai Kakap,ada puluhan bahkan ratusan nelayan.Saat ini,semua juga mengeluh soal kelangkaan BBM itu. Padahal,satu hari tak melaut,para nelayan bisa merugi hingga jutaan rupiah.Rata-rata nelayan menghabiskan 120 liter solar sekali melaut dengan menggunakan kapal di bawah 8 GT dengan sepekan.

“Selama tidak melaut,para nelayan memilih untuk tetap beraktivitas. Ada yang memperbaiki jaring, mesin,hingga merawat perahu. Kondisi seperti ini membuat Muhtar dan Cun dan banyak nelayan lainnya pasrah.

“Saya berharap kepada pemerintah agar ada segera ada solusi terhadap masalah kelangkaan BBM,utamanya nasib permasalahan nelayan,” pungkasnya.

“Sementara Kepala.Desa Sungai Kakap Syarif Said saat di Konfirmasi beberapa waktu lalu Terkait Kelangkahan BBM Jenis Minyak Solar Di Desa sungai Kakap Kecamatan.Sungai Kakap di menagtakan kementrian perikanan di saat ibu Susi yudiastuti karena ada salah satu syarat untuk mendapat minyak supsidi itu harus mempunyai kelengkapan perijinan,”Katnya

“Sedangkan pukat pukat yang ada di kakap ini 70% nya adalah yang menggunakan alat tangkap buka kela yang statusnya masih status ko yang belum di beri keputusan oleh kementrian perikanan sehingga masyarakat nelayan yang menggunakan pukat kela ini sangat sulit mendapat minyak solar.

“Karena terkendala pada perizinan yang di buat oleh Pemerintah,kalau mau dapat subsidi harus melengkapi perizinan dan pukat kela ini belum boleh pemerintahan daerah atau pun kabupaten provindi dan pusat mengeluarkan izin yang lengkap.”Ujarnya.

Ia berharap supaya kelangkaan terhadap masyarakat ini Pemerintahan setempat maupun Pemerintahan Provinsi dan pusat dapat mengatasi kelangkaan minyak supaya masyarakat ini dapat minyak dengan mudah.”harapannya.

Terpisah Busrah Abdulah Sekretaris DPC.HSNI Kabupaten Kubu Raya ia mengatakan kita prihatin dengan kesusahan nelayan kita terkait dengan BBM bersubsidi karena BBM yang tidak bersubsidi sebenarnya mudah di dapat cuma harganya tinggi ,kendala yang kita sudah survei ke lapangan kenapa mereka sulit mendapatkan BBM bersubsidi itu karena surat menyurat perizinan mereka ini yang tidak bisa di penuhi sehingga susah untuk membeli BBM bersubsidi itu karena membeli BBM bersubsidi harus dengan rekomendasi, dan rekomendasi ini bisa di keluarkan kalau izin nya lengkap nah di situ titik masalah nya .Kata Busrah

“Makanya kita berharap Pemerintah dalam hal ini kementrian perikanan untuk bisa membuat regulasi baru supaya mempermudah nelayan ini untuk dapat membeli minyak bersubsidi itu jangan terlalu banyak surat meyuratnya,”Harapnya.

“Masih Kata Busrah kenapa mereka sulit untuk memenuhi surat menyurat itu ,pertama masih ada permen pelarangan trol sehingga nelayan nelayan yang pukat rol ini yang susah untuk mendapatkan BBM bersubsidi kalau nelayan yang lain yang bukan pukat trol mudah untuk dapat minyak bersubsidi itu karena mereka bisa mengurus izin .
kita tetap prihatin dan ingin membantu kawan kawan nelayan yang pingin membeli minyak bersubsidi tetapi kita terbentur dengan peraturan dan undang undang sehingga perlu ada kebijakan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini.”Terangnya.

“Kalau dampak ekonomi sangat besar kasian nelayan nelayan biaya oprasional nya tinggi hasil nya jadi menurun,tingkat hutang nelayan ke agen meninggi karena mereka untuk melaut itu beli minyak nya mahal yang ke dua banyak mereka ini bertambat dari pada melaut karena mikir mau ke laut minyak susah,dapat minyak tetapi mahal sehingga banyak kapal nelayan itu yang bertambat

Dan itu berdampak ke pasar ikan pasokan pasar ikan jadi menurun dan harganya tinggi berdampak ke konsumen ibu ibu rumah tangga menjerit karena harga itu jadi tinggi jadi berkaitan semua.”Pungkasnya.Tim/MK)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed