by

Kerusakan Pintu Air di Desa Sungai Itik Mengancam Perekonomian Warga

Kubu Raya, Media Kalbar

Kerusakan pintu air atau klep di Desa Sungai Itik, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, telah menjadi masalah berkepanjangan yang belum terselesaikan selama puluhan tahun. Hingga saat ini, belum ada tindakan serius dari pemerintah untuk memperbaiki fasilitas vital tersebut, dan dampaknya semakin dirasakan oleh masyarakat setempat.

Muhamad Ismail,salah satu warga Desa Sungai Itik, mengungkapkan keprihatinannya. “Sudah bertahun-tahun kami berharap pintu air ini diperbaiki. Setiap kali musim hujan atau air pasang, rumah kami dan lahan pertanian selalu terendam air. Penghasilan kami merosot, dan kami hanya bisa pasrah,” katanya.

Kerusakan pintu air ini berdampak besar terhadap perekonomian warga, khususnya para petani kelapa, padi, dan sayur-sayuran. Tanaman yang menjadi sumber penghasilan sering kali terendam, sehingga petani mengalami kerugian yang tidak sedikit. “Tanaman yang seharusnya bisa dipanen kini rusak karena terendam air,” jelas Muhamad Ismail.

Selain kerusakan lahan pertanian, banjir akibat air pasang dan curah hujan yang tinggi juga kerap merendam permukiman warga serta merusak jalan-jalan desa yang sebelumnya telah dibangun pemerintah. “Infrastruktur desa semakin memprihatinkan karena kondisi ini,” tambahnya.

Masyarakat Desa Sungai Itik berharap agar pemerintah, baik di tingkat provinsi maupun pusat, segera mengambil langkah konkrit untuk memperbaiki pintu air tersebut. Warga menginginkan solusi jangka panjang agar masalah banjir ini tidak terus berulang, terutama saat musim hujan dan air pasang.

“Sampai sekarang, upaya perbaikan belum terealisasi, dan dampak kerusakan semakin dirasakan oleh kami yang bergantung pada sektor pertanian,” ungkap salah satu warga.

Saat dikonfirmasi mengenai keluhan warga, Kepala Desa Sungai Itik, Abdurrahman, menyatakan bahwa pihaknya masih kesulitan karena permasalahan anggaran yang belum mencukupi. “Ini merupakan kewenangan provinsi, jadi agak sulit. Kami berharap anggota DPR-RI, khususnya Syarif Abdullah, bisa membantu menangani masalah pintu air ini, bukan hanya di Sungai Itik, tetapi juga di desa-desa lain di Kecamatan Sungai Kakap,” ujarnya pada Jumat (4/10/2024).

Abdurrahman juga menjelaskan bahwa dampak dari kerusakan pintu air ini sangat besar, terutama saat air pasang besar yang tidak terkendali. “Produktivitas kebun kelapa menurun drastis. Kalau sebelumnya bisa panen 3.000 butir, sekarang hanya 300 hingga 500 butir saja. Ini sangat merugikan petani, dan kami berharap pemerintah segera memberikan perhatian lebih untuk menyelamatkan perkebunan di Sungai Itik,” harapnya.

Warga Desa Sungai Itik terus menunggu realisasi perbaikan agar perekonomian desa dapat kembali pulih.(Mk/Ismail)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed