Sambas, Media Kalbar – Penangkapan yang dilakukan oleh Polsek Pemangkat terhadap Kin Fong Hono disesalkan pihak keluarga, pasalnya penahanan tersebut yang dilakukan oleh Polsek diduga tanpa memberikan Hak Pembelaan dan Restoratif Justice, hingga berujung ke Persidangan di Pengadilan Negeri Sambas, Sambas, Selasa( 26/ 9/2023).
Keluarga Kin Fong Hono, Kin Phen Menyesalkan atas kejadian tersebut, terkait dengan sangkaan Perusakan secara bersama- sama. Surat Pemberitahuan Penetapan Tersangka dari Polsek Pemangkat Nomor B/ 07/ VI/ 2023/ Sek Pmk, Tanggal 12 Juni 2023 Bahwa BONG THUNG TJHUN sebagai Pelapor, kami tidak Hubungan keluarga dengan Pelapor, terus apa yang di rugikan oleh Pelapor.” Sesalnya
Dirinya mengungkapkan bahwa lahan tersebut merupakan lahan Warisan dari Nenek nya yang Bernama Lie Kim Moi, orang tua dari Paudji Hono ( Lie Hon Lin).
“Almarhum Paudji Hono ( Lie Hon Lin) mempunyai sembilan orang anak yang salah satu nya Kin Fong Hono. Apakah salah Kim Fong Hono melakukan Pembersihan Lahan Warisan dari orang tua nya, bangunan Pondok yang dirobohkan merupakan bangunan yang di bangun oleh Almarhum Paudji Hono.”ungkap Kin Phen
Kin Phen menceritakan bahwa sekira tahun 2000 almarhum Lie Hon Phin ( Ayah kandung Sulaiman Pao) telah mengambil surat – surat Tanah Bonglosien secara Paksa dari istri almarhum Lie Hon Min ( Ha Soi Moi), Dia juga menyebutkan dimana sebelumnya surat – surat tersebut berada di tangan Almarhum Lie Hon Min semasa hidupnya, sebagaimana Surat pernyataan Ha Soi Moi tertanggal 24 Desember 2000.
“Kami dari pihak Ahli waris almarhum Paudji Hono( Lie Hon Lin) pernah meminta dikembalikan surat tanah tersebut, hingga melaporkan Sulaiman Pao ke Polsek Pemangkat.” Ungkapnya.
Kin Phen menambahkan bahwa pada Kamis tanggal 8 Desember 2022, Kin Fong Hono melakukan pembongkaran rumah tua dibantu oleh beberapa tukang bangunan di alamat jalan Moh. sohor RT 007/ RW 012, Desa Pemangkat kota kecamatan Pemangkat.
“Rumah tua tersebut adalah bangunan yang dibangun oleh Almarhum ayah kami yaitu Paudji Hono puluhan tahun yang lalu di atas tanah warisan Nenek Kami yaitu Almarhum Lie Kim Moi ( ibu kandung Paudji Hono). Bangunan yang sudah lama tidak di gunakan, terbengkalai, kotor dan Sudah tidak layak tersebut di bongkar, Karena kami ingin merapikan dan Ada rencana ingin mengelola lahan di Lokasi tersebut.” ujarnya.
Pada proses pembongkaran sedang terjadi, Kim Phen mengatakan bahwa ada beberapa anggota Polisi dari Polsek Pemangkat mendatangi lokasi dan berusaha menghentikan Pembongkaran tersebut tanpa memberitahu alasannya.
“Namun apa yang dilakukan oleh Kin Fong Hono tidak melanggar Hukum, Karena rumah dan tanah tersebut adalah Properti milik Pribadi, maka proses pembongkaran tetapdi lanjutkan. Setelah Pembongkaran selesai, Kim Fong Hono kembali Kejakarta.”katanya
Dia juga mengatakan pada hari Rabu tanggal 21 Juni 2023 sekitar pukul 20. 29, Kin Fong Hono di hubungi oleh Bripka Candra dari Polsek Pemangkat melalui WhatsApp ( Lampiran 1) sekaligus mengirimkan via WhatsApp surat Panggilan tertanggal 21 Juni 2023 dengan Kin Fong Hono di tetapkan sebagai tersangka ( Lampiran 2).
“Kin Fong Hono Menyampaikan bahwa akan mengatur waktu untuk ke Pemangkat, apabila telah menerima surat Panggilan Asli/ Resmi, namun surat panggilan asli tersebut tidak pernah di terima.” katanya
“Pada hari Senin tanggal 28 Agustus 2023 sekitar Pukul 22.20, 3 (tiga) anggota Kepolisian dari Polsek Pemangkat, dan Kapolsek Pemangkat dengan di temani oleh anggota Polisi dari Polsek Tambora mendatangi kediaman Kin Fong Hono di Krendang Pulo III No. 29 dan Membawa Kin Fong Hono ke Polsek Tambora tanpa memberikan surat apapun kepada anggota Keluarga Kin Fong Hono. Pada saat itu kakak perempuan tertua kami, Lie Men Lie ada di Lokasi karena rumahnya bersebelahan dengan Rumah Kin Fong Hono.”tambahnya lagi
Kin Phen juga menjelaskan setelah mendapat kabar Penangkapan, dirinya langsung menuju Polsek Tambora dan Tiba pada pukul 22.45. Tidak lama kemudian dilakukan Proses BAP.
“Sempat terjadi perdebatan antara saya dengan semua Anggota Polisi dari Polsek Pemangkat karena saya di usir dari ruangan tersebut.”jelasnya
Dia juga mengungkapkan bahwa Bripka Candra memberitahu dirinya bahwa yang boleh mendampingi tersangka hanya kuasa hukum.
“Peristiwa penangkapan terjadi dengan sangat cepat dan sudah larut malam, kami tidak sempat dan tidak tahu bagaimana mencari Kuasa Hukum. Saya bersikeras ingin mendampingi Kin Fong Hono selama Proses BAP, namun tidak di Ijinkan.” Ungkap Kin Phen
“Pada saat itu saya mengatakan bahwa saya bersedia keluar dari Ruangan apabila merek menunjukkan Pasal Undang- Undang yang mengatakan bahwa Prose BAP tersangka tidak boleh di dampingi oleh saudara kandung.” Tambahnya lagi
Kin Phen juga mengatakan bahwa mereka tidak Menunjukkan Undang- Undang yang saya maksud namun menyuruh saya untuk mencari di Google.”katanya
Kin Phen juga menjelaskan bahwa Kin Fong Hono tidak diberitahu identitas Pelapor identitas Pelapor walaupun di tanyakan berulang – ulang.
“Hal ini membingungkan karena Rumah dibongkar adalah Milik Pribadi atau Warisan dari Nenek Kami. Siapa yang melaporkan Hal itu? Bripka Candra selaku Penyidik hanya menjawab siapa saja boleh melaporkan kejadian tersebut dan Polisi telah memiliki 2 ( dua) alat bukti, namun ketika di tanyakan, Bripka Candra tidak Memberi tahu alat Bukti tersebut,”Jelasnya
Kin Phen mengatakan bahwa Kin Fong Hono di kenakan Pasal 170 junto 55 KUHP. Merusak barang secara bersama – sama dan mengganggu ketertiban umum.
Pasal yang di sangkakan tidak sesuai dengan Fakta sebenarnya, Rumah di Bongkar Milik Pribadi, tidak menganggu ketertiban Umum, ketika pembongkaran dilakukan secara perlahan dan tidak ada keluhan Warga Sekitar.
Setelah BAP selesai, kami meminta foto Copy berkas BAP, namun Pihak Kepolisian mengatakan tidak bisa diberikan dengan alasan hanya bisa di berikan kepada Kuasa Hukum. Kami menyatakan keberatan, namun tetap tidak di berikan, Jelas Keluarga. (Rai)
Comment