Pontianak, Media Kalbar
Tiga kepengurusan DPC Naqobah Ansab Awliya Tis’ah (NAAT) periode 2024-2029 di Kalbar secara resmi dilantik oleh Ketua Umum DPN NAAT, KH. Ilzamuddin Sholeh Al-Jilani Al-Hasani, Sabtu (28/12). Adapun 3 DPC NAAT tersebut adalah DPC NAAT Kota Pontianak, Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang.
Pelantikan dilaksanakan di Pondok Pesantren Khusnul Yaqin, Jalan Parwasal Pontianak, prosesi pelantikan dilakukan secara virtual.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Umum NAAT menyampaikan visi misi dari Naqobah Ansab Auliya Tis’ah (NAAT) dimana mengumpulkan yang terserak,
Cita-cita, semangat shilaturrahim dan menyatukan/ menyambung keluarga yang terputus dari nasab wali songo.
Juga ditekankan kepada pengurus bahwa NAAT bahwa organisasi Ikhlas tanpa pamrih, bukan organisasi pencari keuntungan materi, bukan organisasi politik, bukan membangga-banggakan nasab.
Sementara Ketua DPW NAAT Provinsi Kalimantan Barat, KH. Umar Qiyam, S.Pd. I., mengapresiasi kepada Pengurus yang baru dilantik, semuga bisa menjalankan amanah untuk menjalankan organisasi NAAT dengan baik. Dia juga menegaskan bahwa organisasi NAAT bukan organisasi politik, NAAT merupakan wadah untuk menyambung silaturahmi, mengumpulkan yang berserakan agar tersambung.
Sebagaimana diketahui dari salah satu sumber Media bahwa Dalam bahasa Indonesia Naqobah Ansab Awliya’ Tis’ah bermakna Lembaga Pencatat Nasab Wali Sembilan. selama ini silsilah para keturunan Wali Songo hanya ditulis parsial oleh perseorang.
Kondisi itulah yang kemudian memunculkan ide membentuk NAAT agar nasab wali songo tercatat secara kolektif baik dari jalur laki-laki maupun perempuan.
Untuk menghindari munculnya orang yang mengaku sebagai keturunan wali songo, NAAT mengantisipasinya lewat database, salah satunya berupa manuskrip silsilah wali songo yang merupakan tulisan tangan Sunan Giri 2.
Selain penyatuan silsilah, agenda utama NAAT lainnya adalah menjaga dan melestarikan manuskrip asli peninggalan wali songo.
Visi dan misi Mengumpulkan yang terserak.
Cita-cita, semangat shilaturrahim dan menyatukan/ menyambung keluarga yang terputus (jangan diartikan mencantol-cantolkan nasab).
Menanam tidak hanya memanen. Semangat, cita-cita dan arah tujuan NAAT dilandasi dengan keikhlasan.
Ikhlas tanpa pamrih. Bukan organisasi provit oriented (bukan organisasi pencari keuntungan materi). Bukan organisasi politik. Bukan membangga-banggakan nasab. Bukan organisasi mensayyid-sayyidkan, bukan menghabib-habibkan. (Amad)
Comment