SANGGAU, Media Kalbar
Tidak kurang dari 3 Kilometer warga menandu orang sakit ditengah jalan berlumpur akibat belum tersentuh pembangunan, sementara sekitarnya adalah perkebunan sawit.
Buruknya infrastruktur jalan yang menyengsarakan warga kembali viral di medsos. Tepatnya di Dusun Ilai Pejugan, Desa Sei Ilai, Kecamatan Beduai, Kabupaten Sanggau, Kalbar.
Kali ini, warga harus bersusah payah melewati jalan berlumpur untuk menandu orang sakit. Warga atas nama Noor (L) 48 tahun, yang di tandu sejauh 3 Km dari jarak 9 Km yang akan di tempuh.
“Masyarakat yang mau berobat saja harus butuh perjuangan di jalan,” ucap salah satu warga pada media ini, Senin 8 Mei 2023 .
Video viral ini memperlihatkan perjuangan warga Dusun Ilai Pejugan, Desa Sei Ilai, Kecamatan Beduai, Kabupaten Sanggau, Kalbar.
Seorang bapak bernama Noor (48) asal Bengkayang yang di tandu karena sedang sakit cukup parah sehingga harus segera di bawa berobat ke rumah sakit atau puskesmas pada Rabu (3/5/23) lalu.
Terlihat pak Noor di tandu menggunakan kayu yang di alaskan dengan alas karung goni. Kemudian sisi kanan dan kiri tersebut di ikat pada 2 batang kayu untuk mengangkat. Warga harus bersusah payah menggotong Noor melalui jalan berlumpur di tengah hutan dan perkebunan. Noor juga sesekali di naungi dengan kain untuk melindunginya dari panas matahari.
Pak Noor akan di bawa ke kampung halamannya di Bengkayang, yang beberapa waktu lalu kecelakaan, jatuh dari motor pada saat akan berkunjung ke tempat anak menantunya.
Ternyata video viral ini di rekam warga pada Senin (3/5/2023) oleh Muhammad Riky. Anak kandung dari Pak Noor, saat bersama dengan warga yang ikut bergantian menandu.
Ia mengatakan, sekitar 18 warga terlibat untuk menandu orang tuanya yang sakit akibat terjatuh dari kendaraan bermotor melalui jalan tersebut yang mengakibatkan kakinya patah saat akan berkunjung ke rumahnya di Ilai Pejugan.
“Pak Noor sakit karena kaki sebelah kirinya patah akibat kecelakaan jatuh dari motor saat melalui jalan tersebut saat akan berkunjung ke saya, sekitar seminggu yang lalu,” ucap Riky.
Riky menambahkan pak Noor di tandu dari rumahnya di Ilai pejugan sekitar pukul 06.30 Wib. Warga bergantian menggotong Pardi melalui jalan berlumpur dengan kontur naik dan turun sekitar 3 Km membelah hutan dan perkebunan untuk menuju jalan yang bisa di lalui mobil.
Mereka memilih jalan pintas yang lebih dekat dan lumayan untuk di lalui, karena kalau melalui jalan poros menempuh jarak 4 – 5 Km dan memakan waktu tempuh lebih lama karena jalan sangat rusak parah.
“Di tandu dari rumah mau dibawa ke pulang ke kampung halaman di Bengkayang. Karena mobil tidak bisa lewat. Kondisi jalan berlumpur, licin dan naik turun. Jaraknya sekitar 3 Km dari jalan poros utama,” ungkapnya.
Warga membutuhkan waktu tempuh sekitar kurang lebih 1 jam berjalan kaki. Selanjutnya, pak Noor di angkut menggunakan mobil Warga. Ironis memang, sebab sampai saat ini jalan yang menjadi akses utama warga Desa Ilai itu tak kunjung di perbaiki dan parahnya perusahaan tidak ada tanggung jawabnya.
“Itu jalur utama, tidak ada akses lain. Kalau kondisi jalan dulu lumayan bagus, sejak adanya perusahan sawit, jalan makin hancur. Kesulitannya harus jalan pelan-pelan karena jalan berlumpur dan licin agar tidak jatuh. Kedalaman lumpur sampai selutut,” terangnya lagi.
Tidak hanya Pak Noor, setiap ada warga yang sakit cukup parah, juga harus di tandu melalui jalur yang sama. Karena kondisi jalan yang berlumpur tidak bisa di lalui mobil maupun sepeda motor selama musim hujan. Begitu pula ketika ada penduduk yang meninggal dunia di rumah sakit, jenazahnya juga harus di tandu dari jalan yang sama ke rumah duka.
“Kalau musim kemarau warga sini gotong-royong membenahi jalan. Sehingga bisa dilalui kendaraan,” tuturnya.
Bahu membahu memikul orang sakit atau meninggal dunia, kata Riky, sudah menjadi tradisi masyarakat di sini. Mereka berinisiatif membantu warga yang sedang kesusahan tanpa harus di minta. Ia berharap, penderitaan warga ini segera berakhir. Satu-satunya solusi adalah pemerintah dan pihak perusahaan harus bergandengan untuk segera memperbaiki akses jalan.
“Kami tidak butuh jalan mulus, cukup di ratakan dan di padatkan pakai sirtu saja sudah senang. Kalau jalannya bisa di lalui, masyarakat sudah terbantu dari berbagai aspek,” tegasnya.
Salah satu tokoh masyarakat Rian membenarkan peristiwa tersebut. Warga terpaksa menandu Noor melalui jalan berlumpur sekitar 3 Km karena jalan tersebut tidak bisa di lalui kendaraan. Jalur tersebut hanya bisa di lalui kendaraan selama kemarau.
“Saya meminta kepada Pihak perusahaan dan Pemerintah supaya memperhatikan masyarakat setempat. Jangan hanya pada saat ada maunya saja merayu masyarakat. Apalagi sekarang, tidak lama lagi pemilihan Kepala Daerah, Dewan terhormat dan pemilihan Presiden. Banyak yang akan berkoar-koar bahwa dirinya yang paling bagus dan berbagai macam cara tuk cari suara rakyat,” tutupnya. (Tim)
Comment