Landak, Media Kalbar
Ada Sebanyak 238 warga di Dusun Begantung, Desa Darit, Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak memutuskan untuk Golput dan tidak menyalurkan hak pilihnya di Pilkada Bupati/Wakil Bupati dan Gubernur/Wakil Gubernur Tahun 2024.
Pada waktu pencoblosan tanggal 27 November 2024 yang lalu, C Hasil KWK di TPS 08 yang ada di dusun tersebut menunjukkan hasil 0 (nol) pemilih. Yang artinya semua unsur yang terdaftar di DPT di dusun itu tidak memberikan hak suaranya ke TPS.
Menurut salah satu warga Dusun Begantung, Eging (34) mengatakan hal itu sebagai bentuk protes kepada pemerintah, pasalnya selama sudah 79 Tahun Indonesia merdeka mereka merasa tidak pernah di perhatikan.
“Percuma kami menyalurkan suara, tapi suara kami tidak pernah didengarkan sampai sekarang kondisi kami masih dalam kegelapan tidak ada listrik padahal kami masuk Desa Darit yang mana desa yang sudah maju,”ungkap Eging.
Eging menambahkan, begitu gigih perjuangan masyarakat di Dusun Begantung, Desa Darit, Kecamatan Menyuke dalam memperjuangkan listrik di tempat mereka, bahkan dari tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi sudah mereka perjuangkan melalui proposal hingga audensi.
“Semua yang kami lakukan itu sia sia, hanya menghabiskan biaya dan waktu kami, saya juga heren mengapa Desa dan dusun di kampung pedalaman itu bisa mendapatkan listrik, sedangkan kami yang hanya 8 kilometer jaraknya dengan Pusat kecamatan tidak dapat,” ujanya.
Ia menjelaskan pemerintah jangan pandang bulu dalam mensejahterakan dan membangun masyarakat.
“Percuma Kabupaten kita ini bebas dari Daerah Sangat Tertinggal dan Tertinggal, tetapi nyatanya kami masih seperti ini,” tutup Eging.
Tanggapan Ketua Aliansi Masyarakat Akar Rumput Kalimantan Barat
Ketua AMAR Kalbar Frans Asok meminta pemerintah kabupaten Landak khususnya, segera merespon keluhan warganya terkait pembangunan infrastruktur listrik di Dusun Begantung tersebut. Supaya keselarasan hidup masyarakat terjaga serta tidak kesulitan lagi karena tempat tinggalnya belum dialiri listrik.
“Listrik merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Sehingga, aksi protes yang dilakukan warga dusun Begantung itu sangat wajar karena di era modern seperti ini, itu kan ada program Indonesia Terang 2024 dari presiden Jokowi masa masih ada yang belum mendapat aliran listrik apalagi akses dekat dengan pusat kecamatan, lucu sekali,” kata Frans Asok, saat di hubungi Senin, 2 Desember 2024.
Frans Asok menyebut kejadian golput di Kabupaten Landak tersebut menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah, dan membuktikan bahwa masih banyak yang harus dilakukan pemerintah untuk menunjang kesejahteraan rakyat.
“Kepala daerah terpilih sebaiknya merespons cepat protes warga. Bupati terpilih harus sensitif dan cepat tanggap terhadap harapan warga. Apalagi masalah listrik merupakan hal penting dalam kehidupan,” tutur Asok
Selain itu, Frans Asok juga meminta senator Dapil Kalimantan Barat untuk ikut mengawal protes dari warga Dusun Begantung dan mendata dusun-dusun di desa mana saja yang belum mendapat aliran listrik sehingga bisa sama-sama mendapat perhatian.
“Saya meminta para senator di Kalimatan Barat, khususnya kepada Ibu Maria Goreti dan Daud Cino Yordan yang mewakili Dayak untuk memberi pendampingan kepada warga yang rumahnya belum mendapat aliran listrik. Aspirasi mereka itu harus terus di kawal karena Dayak masih banyak yang belum merasakan listrik,” tutup Frans Asok. (*/Amad)
Comment