Kubu Raya, Media Kalbar
Para warga pengguna jalan di Paret Sarem Desa Punggur Besar, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap PT. Binawira Satyamandiri karena dampak debu yang dihasilkan oleh proyek jalan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut. Warga setempat mengeluhkan kurangnya upaya perusahaan dalam menyiram jalan yang sedang dikerjakan, yang berdampak negatif pada kesehatan dan kenyamanan mereka.
Sejak dimulainya proyek jalan beberapa minggu yang lalu, debu yang dihasilkan dari aktivitas konstruksi telah menjadi masalah utama bagi warga pengguna jalan Paret Sarem. Warga melaporkan bahwa debu tersebut mempengaruhi kualitas udara di sekitar wilayah mereka. Selain itu, debu juga berdampak pada kualitas air sumur warga yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Ibu Ketua RT, seorang warga setempat, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak debu tersebut. Ia menyatakan bahwa setiap kali kendaraan melintas di jalan yang sedang dikerjakan, debu terbang ke udara dan masuk ke dalam rumah mereka. Warga harus menghadapi debu di mana-mana, terutama saat angin kencang. Ia juga menekankan bahwa mereka khawatir tentang efek debu ini terhadap kesehatan mereka, terutama bagi anak-anak dan lansia di lingkungan tersebut. Setiap hari, mereka terpaksa menutup pintu untuk mencegah debu masuk ke dalam rumah.”Katanya.
Ali,seorang warga pengguna jalan Paret Sarem, juga mengekspresikan kekecewaannya terhadap PT. Binawira Satyamandiri Konsultan Pengawas CV.Recont Khatulistiwa.karena kurangnya tindakan yang diambil perusahaan untuk mengatasi masalah debu ini. Ia menyoroti pentingnya penyiraman jalan yang sedang dikerjakan sebagai tindakan pencegahan yang sederhana namun efektif. Warga merasa bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan setempat.
Ketua RT 037 setempat, Bahtiar, mengkonfirmasi bahwa warga telah mengajukan keluhan mereka kepada pihak terkait, termasuk pemerintah setempat dan PT. Binawira Satyamandiri. Namun, hingga saat ini, respons yang diterima masih minim. Ia berharap agar pihak perusahaan dan dinas PU segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini dan memberikan solusi yang memadai bagi warga mereka.”Tegasnya.
“Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua RT 46, Kadafi. Ia mengungkapkan bahwa sering kali ketika ia menegur petugas di lapangan mengenai keluhan warga, justru ia dihadapkan pada kritik dari petugas tersebut. Kadafi menjelaskan bahwa penyiraman jalan hanya dilakukan sekali dalam sehari, dan air yang digunakan tidak cukup basah karena kendaraan yang digunakan untuk menyiram jalan terlalu cepat sehingga airnya tidak meresap dengan baik.”Jelasnya.
Upaya wartawan untuk mengonfirmasi dengan pengawas di lapangan pada hari Selasa, 27 Juni 2023, tidak membuahkan hasil karena keterangan seorang karyawan menyebutkan bahwa pengawas tidak hadir pada hari itu.
Warga berharap Perlu adanya perbaikan konkret dengan segera terkait masalah ini. PT. Binawira Satyamandiri harus bertanggung jawab atas dampak debu yang ditimbulkan oleh proyek jalan mereka. Perusahaan harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah debu ini, termasuk meningkatkan frekuensi penyiraman jalan yang sedang dikerjakan. Dinas PU juga harus turut bertindak dengan segera untuk menyelesaikan keluhan warga dan memberikan solusi yang memadai. Kesehatan dan kenyamanan warga harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan proyek ini.”Harap warga.(MK/Ismail)
Comment