by

Blended Learning, Solusi Jitu Era Pandemi?

Oleh: Wifda Azka Aida*

Semenjak terjadinya pandemi pada Senin 2 Maret 2020, Indonesia diharuskan menjalani kehidupan baru dengan sistem new normal. Kondisi ini berdampak pada penurunan berbagai aspek, tak terkecuali aspek pendidikan. Dengan situasi yang sulit seperti ini, maka pemerintah membuat kebijakan untuk melaksanakan pendidikan secara online supaya tidak menyebarkan rantai virus lebih luas.
Awalnya, metode online learning mendapat banyak dukungan dan persetujuan masyarakat, khususnya para pelajar. Lama kelamaan metode ini menuai kritik karena dianggap menyusahkan. Maka dari itu, mulai bermunculan pihak yang mendesak pemerintah untuk segera melaksanakan pembelajaran secara offline. Di sisi lain, ternyata ada beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang tidak mau pusing mempermasalahkan hal tersebut, yakni menggunakan metode blended learning.
Apa Itu Blended Learning?
Secara singkat, blended learning adalah gabungan dari keunggulan dua metode pembelajaran, yaitu online dan offline. Lantas, apa saja keunggulan yang didapatkan dari metode blended learning ini? Mari kita bahas satu per satu.
Keunggulan yang pertama adalah efektif dan efisien. Kita bisa mengatur sendiri waktu dan tempat belajarnya, karena materi yang didapatkan sudah tersimpan rapi. Selain itu, materi tersebut bisa diakses kapan pun untuk dipelajari tanpa batas waktu.
Keunggulan yang kedua yaitu hemat. Pembelajaran bisa dilakukan secara offline maupun online. Oleh karena itu, kita tidak harus datang ke kampus setiap hari. Di mana kita bisa menghemat waktu, uang, dan tenaga untuk pergi ke kampus.
Keunggulan yang ketiga adalah mendorong mahasiswa menjadi kreatif dan mandiri. Hal ini dikarenakan, materi yang disajikan lebih interaktif dan menarik perhatian kita. Kita bisa mengembangkan materi yang kita dapat sesuai dengan kreativitas kita sendiri.
Keunggulan yang keempat yaitu lebih fleksibel. Jika biasanya kita bertanya namun waktunya terbatas, maka dosen akan menjawab pertanyaan dari kita di pertemuan berikutnya. Dengan adanya blended learning, kita bisa mendapatkan jawaban atas pertanyaan kita kepada dosen saat itu juga. Karena kita bisa menggunakan live session maupun chat online dengan dosen.
Melansir dari https://www.cekaja.com/info/perguruan-tinggi-terbaik-yang-menerapkan-blended-learning ada sepuluh perguruan tinggi di Indonesia yang sudah menerapkan sistem pembelajaran blended learning, seperti Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Gunadarma, Universitas Bina Sarana Indonesia, Universitas Bina Nusantara, Institut Teknologi Bandung, dan Institut Teknologi Sepuluh November.
Kesiapan
Demi terlaksananya pendidikan Indonesia yang memadai, kita harus selalu siap untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Dengan adanya fasilitas kesehatan yang mudah dijangkau masyarakat seperti vaksinasi, tes swab, dan alat-alat kesehatan pencegah virus lainnya, maka seharusnya Indonesia sudah bisa dikatakan siap untuk melaksanakan pembelajaran model bauran (blended learning). Terlebih, peringatan dan pelaksanaan protokol kesehatan sudah berjalan di berbagai tempat, sehingga sudah semestinya masyarakat paham dan siap untuk melaksanakan pembelajaran model bauran ini.
Mengutip informasi dari https://www.ui.ac.id/hasil-survei-ui-dosen-dan-mahasiswa-ui-pilih-metode-pembelajaran-bauran-untuk-semester-depan/ para responden banyak memilih blended learning dan berharap agar persiapan sudah dilakukan dengan memperhatikan aspek penegakan protokol kesehatan (prokes) yang ketat, melakukan vaksinasi secara berkala dan berharap kuliah tatap muka hanya dilakukan pada mata kuliah yang sangat memerlukan interaksi langsung, seperti kuliah lapangan dan praktikum.
Menurut saya, penerapan blended learning bisa menjadi solusi jitu untuk sistem pembelajaran di era new normal ini supaya tidak ada lagi perselisihan antara kubu online dan offline. Sebagai seorang mahasiswi, saya setuju dengan metode ini karena tidak membosankan dan tidak membuat stres. Di mana kita bisa datang ke kampus misalnya dua kali dalam seminggu. Di pertemuan ini antara pendidik dan peserta didik saling berinteraksi satu sama lain untuk melakukan praktikum ataupun membahas tentang apa saja yang kita dapatkan dari materi yang telah diberikan sebelumnya, dari e-book ataupun video pembelajaran dari sang pendidik. (**)
*)Wifda Azka Aida, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UAD

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed