Sambas, Media Kalbar – Tahun 2023 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan kabinet Indonesia Maju dan merupakan tahun pencapaian pelaksanaan SDGs di Indonesia serta pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan mempertimbangkan RPJMN, Renstra,
Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM), Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK), dan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas), Pandemi COVID-19, dan Transformasi Sistem Kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr. Ganjar Eko Prabowo, MM mengatakan bahwa pada tahun 2023 ini, Kementerian Kesehatan dalam hal ini Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) mengadakan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang merupakan kegiatan berkala lima tahunan yang telah dimulai sejak tahun 2007 (Riset Kesehatan Dasar – Riskesdas).
“SKI bertujuan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir, mengukur capaian target indicator RPJMN, Renstra, dan SDGs, antara lain status kesehatan, status gizi, kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan, dan berbagai aspek pelayanan kesehatan.”katanya
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Sambas ini juga menyampaikan bahwa teknis pelaksanaan SKI 2023 terintegrasi dengan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) untuk mendukung kebijakan single survey di Kementerian Kesehatan.
“Adapun pelaksanaan SKI 2023 bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam hal metode dan kerangka sampel, dengan proses mengumpulkan data spesifik kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga pengumpul data berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan.”ujar dr. Ganjar Eko Prabowo
Dirinya juga mengatakan bahwa desain survei yang digunakan adalah potong lintang dan dilaksanakan di 34 provinsi, 514 Kabupaten/Kota di Indonesia.
“Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan. SKI 2023 menggunakan kerangka sampel Sensus Penduduk 2020.”kata dr.Ganjar
Lebih jauhnya lagi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr. Ganjar Eko Prabowo menjelaskan bahwa pelaksanaan Pengumpulan Data kegiatan SKI di Kabupaten Sambas di mulai sejak tanggal 10 Agustus 2023 dan diperkirakan berakhir tanggal 30 September 2023.
”Dengan jumlah populasi dan sampel terdiri dari 8.427 Rumah Tangga (Ruta), 8.618 Kepala Keluarga (KK), 72 Blok Sensus (BS), dan 10 lokasi pemeriksaan laboratorium (biomedis) dan pemeriksaan gigi mulut untuk mengukur faktor risiko beberapa penyakit.”jelasnya
Lanjutnya lagi dr. Ganjar juga menyebutkan Indikator yang diukur pada SKI 2023 meliputi status kesehatan (morbiditas, disabilitas, status gizi), kesehatan lingkungan (hygiene dan sanitasi, akses jamban sehat, akses air bersih dan air minum serta rumah sehat),
“Pengetahuan dan perilaku kesehatan (pengetahuan stunting, perilaku pencegahan gigitan nyamuk, perilaku pencarian pengobatan, perilaku hidup bersih sehat, perilaku GERMAS, penggunaan tembakau/rokok, minum alkohol, aktivitas fisik, perilaku konsumsi makanan berisiko),”ujarnya
“berbagai aspek mengenai pelayanan kesehatan (akses, cakupan, mutu layanan, pengobatan COVID-19, pengobatan ke luar negeri, kepuasan layanan) dan pengukuran serta pemeriksaan yang dilaksanakan seperti berat badan, tinggi/panjang badan, lingkar perut, lingkar lengan atas (LILA), tekanan darah, kesehatan gigi dan mulut, kadar hemoglobin, glukosa darah puasa dan 2 jam pasca pembebanan (PP), RDT malaria dan pengambilan spesimen darah untuk parameter kimia klinik dan serologi terkait dengan faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular dengan tingkat representatif Nasional.”tambahnya lagi
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas dr. Ganjar Eko Prabowo, MM menyampaikan bahwa Data dasar yang dihasilkan dari kegiatan Survei Kesehatan Indonesia 2023 ini akan menggambarkan berbagai indikator kesehatan tingkat nasional, provinsi hingga kabupaten/kota,
“Sebagai dasar penyusunan RPJMN 2025 – 2029 serta dapat pula digunakan sebagai dasar penyusunan kebijakan pembangunan kesehatan di daerah khususnya Kabupaten Sambas.”jelasnya (Rai)
Comment