Jakarta, Media Kalbar
Pendidikan merupakan sebuah proses untuk membentuk manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual, mampu berpikir secara saintifik dan filosofis tetapi juga mampu mengembangkan spiritualnya.
Pendidikan pada esensinya merupakan sebuah upaya dalam rangka membangun kecerdasan manusia, baik kecerdasan kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Oleh karenanya, pendidikan secara terus-menerus dibangun dan dikembangkan agar menghasilkan generasi yang unggul. Unggul dalam ilmu, iman dan amal.
Pandangan tersebut disampaikan Akademisi dan Praktisi Hukum Dr. Suriyanto Pd, SH, MH.M.Kn, Selasa (02/07/24)
Menurut Suriyanto, suatu bangsa pastinya tidak ingin menjadi bangsa yang tertinggal atau terbelakang. Berbagai upaya dilakukan Pemerintah untuk kemajuan bangsanya. Untuk menghadapi kecanggihan teknologi dan komunikasi yang terus berkembang maka perbaikan sumber daya manusia juga perlu terus diupayakan untuk membentuk manusia yang cerdas, terampil, mandiri dan berakhlak mulia.
“ Namun pada kenyataannya, yang sering kita temui saat ini, banyak generasi muda kita, utamanya para pelajar berperilaku menyimpang jauh dari nilai-nilai moral dan tindakannya meresahkan masyarakat, seperti maraknya geng motor, tawuran pelajar, bullying, narkoba, seks bebas, pelecehan seksual, pembunuhan, yang dilakukan mereka yang notabene masih berstatus pelajar,” kata Suriyanto
“ Memang tidak dapat dipungkiri dalam suatu kehidupan pasti ada problematika. Namun hal tersebut menandakan masyarakat Indonesia saat ini sedang mengalami gejala degradasi moral.
Degradasi moral yang terjadi dibangsa ini melanda berbagai lini masyarakat, salah satunya yang sering terjadi pada sektor remaja,” ujarnya.
Lanjut dikatakan Suriyanto “untuk mencegah degradasi moral, maka disinilah ditunjukan pentingnya pendidikan karakter dan pendidikan moral Pancasila.
“ Bicara tentang karakter, berarti bicara tentang sesuatu hal yang sudah melekat pada diri seseorang. Dapat dikatakan bahwa karakter adalah watak atau kepribadian seseorang dimana watak atau kepribadian itu bisa berbentuk positif bahkan negatif, tergantung bagaimana proses pembentukan itu dibangun.
Ini bagian dari konsep pendidikan, yang bisa menyelamatkan anak-anak bangsa ini dari kemerosotan moral,” ujarnya
Suriyanto.
Generasi muda tentunya memiliki peranan sangat penting bagi suatu bangsa. Karena dipundaknyalah nasib bangsa kedepannya digantungkan.
Namun pada kenyataanya kondisi saat ini banyak remaja atau generasi muda yang bersikap amoral dan tentunya jauh dari harapan para pendiri bangsa ini.
Menurut dia, ada aspek yang melatarbelakangi maraknya degradasi moral pada generasi muda saat ini. Ada dua poin penting yang dirasa cukup berperan dalam hal tersebut, yaitu; keluarga/orang tua dan lingkungan (baik di dalam maupun di luar sekolah).
Keluarga dinilai sebagai faktor yang paling dominan dalam meletakkan dasar bagi perkembangan moral/akhlaq, karena sebagai madrasah pertama bagi remaja.
Namun pada kenyataannya banyak para orang tua yang kurang paham tentang perannya tersebut. Para orang tua beranggapan bahwa pendidikan bagi anak-anaknya cukup pada ranah sekolah saja dan hal yang jadi sorotan utama orang tua kepada anaknya hanyalah persoalan nilai raport. Ketika bagus dipuji dan ketika buruk dimarahi, tanpa menanyakan pemahaman anaknya berkenaan dengan mata pelajaran tersebut.
Secara tidak langsung orang tua mengejarkan bahwa hasil lebih penting dari pada proses. Maka dari itu pentingnya membangun komunikasi antara orang tua dan anak.
“ Pendidikan harus ditekankan pada pendidikan karakter, hidupkan kembali Pancasila. Insan pendidikan harus mampu hadir di tengah-tengah masyarakat dengan latar belakang keilmuannya sehingga mampu menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat.
Harap Suriyanto.
“Pendidikan Nasional harus dikembalikan pada filosofi pendidikan yang dibangun oleh Kihadjar Dewantara dengan meletakkan pendidikan pada aspek agama, budaya, dan ke-Indonesia-an.”, pungkasnya.
*##(Rusli)
Comment