by

Dua Tokoh Berpengaruh Dayak dan Madura Mempawah ini Himbau Masyarakat Kalbar Bijak Bermedia Sosial

MEMPAWAH, Media Kalbar – Di era digital ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, arus informasi yang deras dan tak terkendali juga membawa tantangan tersendiri. Menyadari hal ini, dua tokoh masyarakat berpengaruh di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Adrianus Marsel dan Herman Habibullah, bersatu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya bijak bermedia sosial.

Adrianus Marsel, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Mempawah, menekankan pentingnya kehati-hatian dalam berinteraksi di media sosial. “Media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan YouTube adalah platform publik. Apa yang kita tulis dan bagikan dapat dilihat oleh banyak orang, bahkan dapat memicu konflik jika tidak bijak,” ujarnya, Minggu (5/10). Ia mengajak Masyarakat untuk selalu berpikir sebelum bertindak (think before you post) dan menghindari penyebaran informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.

Adrianus Marsel juga menyoroti potensi polarisasi yang dapat terjadi akibat provokasi di media sosial. “Saat ini, Saya melihat ada upaya untuk membenturkan masyarakat Dayak dan Madura melalui isu-isu yang tidak benar. Padahal, hubungan persaudaraan kita sudah terjalin sangat baik selama ini,” ungkapnya. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dan selalu mengedepankan dialog serta musyawarah dalam menyelesaikan perbedaan.

Herman Habibullah, Ketua Laskar Satuan Keluarga Madura (Laskar Sakera), Senada dan seirama dalam mengedukasi media sosial merupakan bagian dari upaya reformasi akhlak dan mental. “Kita harus mengubah pola pikir kita agar lebih cerdas dan bijaksana dalam menanggapi berbagai informasi,” katanya. Ia mengajak masyarakat untuk menjadi agen perubahan yang positif di media sosial. “Jadilah sumber solusi, bukan sumber provokasi,” tegasnya Herman Habibullah.

Herman Habibullah juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah mengaitkan suatu kasus dengan isu kesukuan,kelompok atau agama. “Semua suku dan agama mengajarkan kebaikan. Jika ada individu yang melakukan kesalahan, jangan langsung menghakimi suku atau kelompoknya. Kita harus adil dan objektif dalam melihat suatu permasalahan,” ujarnya. Ia juga mengajak masyarakat untuk menghentikan penyebutan suku atau etnis dan agama dalam komentar-komentar di media sosial. “Semua suku dan agama sama, sama-sama terhormat dan sama-sama mengajarkan kebaikan,” tegasnya.

Kedua tokoh berpengaruh ini berharap agar edukasi media sosial dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menciptakan ruang digital yang sehat, aman, dan produktif.

“Mari kita gunakan media sosial untuk hal-hal yang positif, seperti berbagi informasi yang bermanfaat, membangun jaringan, dan mempromosikan budaya daerah,” ajak Adrianus Marsel.
Herman Habibullah menambahkan, “Dengan bijak bermedia sosial, kita dapat berkontribusi dalam membangun Mempawah yang lebih maju dan sejahtera hingga semoga jadi amal kebaikan dalam berdakwah.” Pungkasnya. (*/Amad)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed