Jember, Media Kalbar – PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), anak perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara, melalui Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) mengambil peran penting dalam mendukung percepatan transformasi industri cokelat nasional melalui penyelenggaraan pelatihan peningkatan kompetensi pelaku usaha. Program ini terlaksana melalui kolaborasi strategis dengan Kementerian Perindustrian RI melalui Direktorat Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar.
Pelatihan ini dirancang untuk memperkuat kapasitas SDM industri pengolahan kakao, khususnya pelaku UMKM dan pengusaha cokelat, dengan memberikan pemahaman menyeluruh mengenai proses kakao bean to bar. Materi mencakup penanganan pascapanen, fermentasi, sortasi, teknik pengolahan biji kakao, penyimpanan, uji mutu, hingga inovasi produk cokelat modern berbasis riset Puslitkoka.
Kepala Puslitkoka, Dini Astika Sari, menyampaikan komitmennya dalam mendukung penguatan industri cokelat Indonesia melalui riset aplikatif dan pelatihan yang mudah diimplementasikan oleh sektor usaha.
“Puslitkoka terus berupaya menghadirkan pelatihan yang relevan, aplikatif, dan berbasis riset untuk mendorong UMKM cokelat naik kelas serta mampu bersaing di pasar yang semakin kompetitif,” ujar Dini.
Pelatihan dibuka secara resmi oleh Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar, Merrijantij Punguan Pintaria, yang menekankan pentingnya kompetensi SDM sebagai fondasi penguatan daya saing industri cokelat nasional.
“Indonesia memiliki potensi kakao yang besar, namun peningkatan kapasitas SDM dan kualitas produk adalah kunci agar pelaku industri kita mampu bersaing di pasar global,” ujarnya.
Para peserta yang berasal dari berbagai daerah memperoleh pendampingan intensif mengenai teknik produksi, standar mutu, inovasi, dan strategi pengembangan produk agar dapat memperluas daya saing di tingkat nasional maupun internasional.
Melalui kolaborasi ini, Puslitkoka-PT RPN dan Kemenperin menegaskan pentingnya sinergi antara lembaga riset, pemerintah, dan pelaku usaha sebagai langkah strategis dalam mempercepat transformasi industri kakao Indonesia. Pelatihan tidak hanya fokus pada kompetensi teknis, tetapi juga mendorong terbentuknya ekosistem inovasi yang berkelanjutan, mulai dari kualitas bahan baku, efisiensi proses produksi, hingga inovasi produk cokelat bernilai tambah tinggi.
Dengan peningkatan kapasitas SDM dan dukungan teknologi berbasis riset, industri cokelat Indonesia diharapkan menjadi lebih kuat, kompetitif, serta memiliki peluang besar untuk menguasai pasar domestik dan menembus pasar internasional secara berkelanjutan. (Mbis/MK)








Comment