Pontianak, Media Kalbar
Wakil Gubernur Kalbar H. Ria Norsan, MM, MH., membuka kegiatan Lokakarya Peer to Peer Learning berkaitan dengan Isu Kemiskinan Ekstrem di hotel Harris Pontianak, Selasa (13/6)
Saat memberikan Sambutan Wagub menyampaikan harapannya kegiatan ini bisa melahirkan gagasan, ide inovatif bagaimana mengatasi kemiskinan ekstrem di Kalbar
Program Peer to Peer Learning merupakan program kerja sama antara USAID ERAT dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Ini merupakan salah satu cara untuk mendorong lahirnya inovasi dan praktik baik dalam penyediaan layanan publik bagi pemerintah daerah.
“Banyak inovasi dan praktik baik yang telah dihasilkan oleh pemerintah daerah melalui beberapa kompetisi seperti: Innovative Government Award oleh Kemendagri, Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik oleh KemenPANRB, dan Penghargaan Pembangunan Daerah oleh Bappenas. Namun, masih terdapat permasalahan tentang keberadaan praktik baik inovasi tersebut yang tidak sepenuhnya tersedia bagi pemerintah daerah lain untuk dipelajari, diadaptasi, serta diadopsi.” Ungkap Ria Norsan.
Lebih lanjut disampaikan Bupati Mempawah dua periode ini, bahwa
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama USAID ERAT berupaya untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui program peer-to-peer learning sehingga mempercepat proses perluasan praktik baik inovasi dan transformasi pelayanan publik di provinsi ini.
Tujuan Lokakarya ini juga sebagai jalinan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi terkait kebijakan yang lebih kuat di antara tingkatan pemerintahan. Selain itu untuk penyebaran, adopsi, dan pelembagaan yang lebih luas dari inovasi, praktik baik, dan model yang dapat direplikasi untuk memperkuat pemerintah daerah.
“Isu prioritas yang akan menjadi tema utama dalam pelaksanaan peer-to-peer learning ini adalah tentang isu kemiskinan ekstrem. Diketahui Tingkat kemiskinan ekstrem nasional Periode Maret 2022 sebesar 2,04%. Dan untuk Provinsi Kalimantan Barat mengalami kenaikan angka kemiskinan ekstrem sebesar 0,33% dari semula 1,08% periode Maret 2021 menjadi 1,41% pada periode Maret 2022. Tercatat Jumlah Penduduk Miskin Ekstrem Nasional yakni 5.590.724 jiwa dan untuk Provinsi Kalimantan Barat Miskin Ekstrem berjumlah 73.342 jiwa dengan persentase tertinggi di Kabupaten Ketapang yakni 18.989 jiwa (3,57%). Hal ini tentunya menjadi perhatian bersama karena pemerintah pusat menargetkan penurunan kemiskinan ekstrem hingga 0% di seluruh wilayah Indonesia hingga tahun 2024.” Terang Wagub
Hadir dalam kegiatan ini Deputi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia Teknologi Informasi dan Inovasi Pemerintahan Dalam Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Direktur Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah BAPPENAS, Kepala Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kepala Instansi Vertikal, BUMN dan BUMD Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Perangkat Daerah Kabupaten/Kota se-Kalimantan Barat, Team Leader Pelaksana Program Peer to Peer Learning USAID ERAT.
Disampaikan lebih lanjut Bahwa, Terdapat enam inovasi dan praktik baik yang akan dilakukan peer-to-peer learning hari ini, yaitu:
Laboratorium Kemiskinan Kabupaten Pekalongan
Jatim Puspa – Pemberdayaan Usaha Perempuan, Provinsi Jawa Timur
Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem, Provinsi Jawa Tengah
Gerakan Tengok Bawah Atasi Masalah Kemiskinan (Gertak), Kabupaten Trenggalek
Kolaborasi Penanganan Kemiskinan Kabupaten Banyuwangi Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan, Kabupaten Sragen.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memunculkan gagasan/ide baru atau upaya replikasi terhadap inovasi dan praktik baik yang sudah dipelajari berdasarkan proses pembelajaran yang sudah dilakukan sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan isu kemiskinan ekstrem yang ada di 5 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat.
“Semoga kegiatan peer-to-peer learning hari ini berjalan dengan lancar dan mampu merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan kemiskinan ekstrem di Kalimantan Barat.” Harap Wagub. (*/amad)
Comment