by

Makam Syaikh Mahmud Syarwani Gurunya Pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari Ditemukan Di Pontianak

Pontianak, Media Kalbar

Makam Syaikh Mahmud Syarwani salah satu ulama besar dan merupakan salah satu guru Pendiri Organisasi terbesar Di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU), KH. Hasyim Asy’ari berada di Pontianak tepatnya di Komplek pemakaman keluarga Besar Sultan Syarif Yusuf Alkadrie di kawasan Jalan Tanjungpura Gg. Meliau Pontianak.

Saat Tim Media Kalbar berkunjung di Komplek pemakaman tersebut, Senin (8/1/2024), Selain makam Syaikh Mahmud Asy-Syarwani, Juga terdapat makam putri kesayangan beliau bernama Syekha Fatimah binti Syech Mahmud Syarwani.

Syaikh Mahmud Syarwani adalah seorang ulama besar yang lahir di Makkah dan menjadi salah satu guru besar Syafi’iyyah di Masjidil Haram. Beliau kemudian pergi berhijrah ke Nusantara dan menetap di Kesultanan Pontianak beserta keluarganya hingga wafat di sana pada tahun 1896.

Menurut KH. Hafidz Su’ud, MA, pengasuh pondok pesantren Salafiyah al-Aziz Pontianak Kalimanta barat, yang dikutip dari salah satu media online,  mengatakan,

“Syaikh Mahmud Syarwani ad-Daghistani ulama besar salah satu guru dari KH. Hasyim Asy’ari yang berasal dari kota Mekah. Beliau termasuk guru besar pengikut imam Syafi’i (syafi’iyah) di Masjidil Haram.” Ujarnya.

Lebih lanjut, beliau menyampaikan “Karena kondisi politik yang memanas disana, serta pemberangusan keilmuan Aswaja oleh gerakan Wahabi, beliau memutuskan hijrah ke Nusantara dan menetap tinggal di kesultanan Pontianak besarta keluarganya hingga wafat pada tahun 1896.” Paparnya dengan sangat luwes sekali.

Syaikh Mahmud asy-Syarwani salah satu putera dari Syaikh Abdul Hamid Asy-Syarwani, murid dari Syaikh Ibrahim bin Muhammad al-Bajuri. Riwayat hidupnya, termuat dalam kitab “Nuzhah al-Adzham fi Tarjim Ulama Daghastaniy.” Karya Nadzir Haji al-Darkili asy-Syafi’i.

Ayahanda dari Syaikh Mahmud Syarwani memiliki banyak murid yang berasal dari ulama Nusantara, diantaranya syaikh Nawawi Banten, Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau, Syaikh Mahfudz Termas, Syaikh Kholil Bangkalan dan ulama besar Nusantara lainnya.

Syaikh Abdul Hamid Syarwani merupakan ulama yang kreatif inovatif, pasalnya hidupnya disamping diwakafkan untuk kemanusiaan juga diwakafkan untuk keilmuan. Indikatornya, beliau banyak mengukir sejarah kehidupan dan mempersembahkan sebuah karya yang sangat fenomenal di kancah keilmuan pesantren Nusantara.

Diantaranya yang kerapkali dijadikan bahan rujukan argumentatif pada saat acara Bahtsul Masail kitab yang berjudul, “Hasyiah al-Syarwani Alaa Syarhi Tuhfah al-Muhtaj” Kitab ini merupakan Syarah atau Great Comment atas teks atau matan kitab “Minhaj al-Thalibin” karya imam an-Nawawi.

Syaikh Mahmud al-Syarwani putera kesayangan Syaikh Abdul Hamid al-Syarwani yang alim dari Dagistan. Beliau hijrah ke kota Pontianak dan diangkat menjadi Mufti dan penasehat ulama rujukan kesultanan. Puteri kesayangannya yang bernama Jamilah binti Mahmud al-Syarwani menikah dengan Sultan Muhammad al-Qadri.

Dari pernikahan keduanya, lahir sultan Hamid II al-Qadri, penguasa terakhir Pontianak yang sekaligus perancang lambang burung garuda Indonesia yang menjadi falsafah ideologi negara kesatuan dan persatuan republik Indonesia. (*/Amad)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed