Landak, Media Kalbar
Perguruan Budaya Ritual Tambak Baya (PBRTB) yang beralamat di Semade Desa Semade Kecamatan Banyuke Hulu, Kabupaten Landak menggelar peringatan Hari Ulang Tahun Ke-VII yang diperingati tanggal 23-25 Oktober 2023.
“Sebagaimana kita ketahui, kebudayaan kita se-Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke, memiliki puluhan warisan kebudayaan dari setiap suku yang ada, setiap daerah, demikian halnya kita suku dayak yang berasal dari Kalimantan sampai borneo Sarawak dan Brunai, yang kaya akan seni, baik bentuk seni tari/gerak, seni pahat patung kayu, seni pakaian adat setiap ku, seni pencak silat/seni gerak tubuh, dan juga seni ritual, sehingga banyak bangsa yang kagum dan ingin mengklaim kebudayaan kita sebagai budaya mereka,” demikian Penegasan Panglima Tambak Baya Marselinus Mian dihadapan ribuan pendukungnya pada acara Pembukaan Ultah PBRTB Le-VII di Semade.
Oleh karena hal itu, maka kita sebagai generasi muda atau generasi penerus, sangat lah baik jika kita menyadari bahwa kebudayaan atau adat tradisi kita, adalah harta yang tak tergantikan. Sebab kebudayaan tidak dapat diciptakan dengan mudah, apalagi dengan waktu yang sangat singkat. Memang telah banyak upaya untuk melestarikan adat dan kebudayaan kita, namun upaya tersebut belum maksimum,” tegas Marselinus Mian yang juga merupakan titisan Panglima Burung.
Lanjutnya, bahkan dari salah satu adat dan kebudayaan kita, ada yang sudah hilang dan tidak dilestarikan dari generasi ke genarasi, dari kita sampai ke anak cucu kita, apakah karena perkembangan zaman, arus moderenisasi, atau oleh kita sendiri? Bahkan banyak yang hilang orisinilitasnya. Oleh setiap kebudayaan yang dimiliki suku atau sub suku Dayak pada masa sekarang, dengan adanya indikasi pengaruh luar, sengaja untuk menghilangkan adat kebudayaan leluhur kita, supaya bisa merampas identitas, yang membuat ruang sempit untuk kebebasan, dan menjadi jati diri warisan roh leluhur hilang tanpa bekas, yang ditelan arus moderenisasi, maupun aturan.
Ini bahkan menggambarkan bahwa dalam sebuah buku yang berjudul
“Architects Of Deception: Secret History Of Freemansonry : By Juri Lina” “ada tiga cara untuk melemahkan dan menjajah suatu Negeri” Pertama Kuburkan sejarahnya, Kedua Hancurkan bukti-bukti sejarahnya hingga tidak bisa lagi diteliti dan dibuktikan kebenarannya dan Ketiga Putuskan hubungan mereka dengan leluhurnya dengan mengatakan leluhurnya itu bodoh dan primitive.
Ia menambahkan , Sekarang sudah tercabut dari akar budaya dan identitas diri, dengan tanpa filter memaksakan doktrin agama impor menjadi filosofi dan ideology di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ini terlihat dari semakin menguatnya praktek etika berperilaku yang selalu mengedepankan kesalahan individu, dimana menganggap hanya diri dan kelompoknya saja yang paling benar, serta pihak lain sebagai musuh yang harus dibasmi.
Saya berpesan kepada pimpinan setiap cabang PBRTB dan kepada Para Panglima, Penasehat, Ketua, dan Hali-Hali Tambak Baya, agar mempertahankan adat dan kebudayaan disetiap Daerah, jika ada tradisi yang hilang dan punah, yang sengaja dihilangkan, agar ditumbuhkan kembali, meskipun dengan perjalanan waktu yang panjang, penuh perjuangan, beban, tantangan dan rintangan, tetap harus mempunyai semangat yang kokoh.
“Jangan pernah takut akan tantangan dan rintangan dalam hidup, kita tetap terus berjuang, guna mewariskan adat dan kebudayaan kepada anak cucu kita, karena tidak semua orang paham, dengan kondisi kita dan tidak semua orang mengerti apa yang ingin kita perjuangkan.
“Ia juga menegaskan bahwa “adat dan budaya harga mati, hidup di dunia dikandung adat, mati di kandung tanah, dan pada akhir sambutan ia menyampaikan salam khas Masyarakat Dayak Kalbar dan salam khas PBRTB yaitu “Adil ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat ka’ Jubata”Arus… Arus… Arus…
Salam Budaya,Salam Tambak Baya, Sakti, Sakti, Sakti..
Pimpinan Pengurus Pusat Kalimantan Barat Perguruan Budaya Ritual Tambak Baya (PBRTB) Beradat, Berbudaya, Berilmu dan Berbudi Luhur.
Pada HUT Tambak Baya ke- VII Tahun 2023 yang digelar 23-25 Oktober 2023 dihadiri oleh Tapanus Tapat, anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat periode 2019-2024 Fraksi PDI Perjuangan, Para Panglima masing-masing cabang PBRTB dari Sarawak, Brunai Darussalam, Kuching, Niah,Tatao, Miri, Sabah, Kota Kinabalu, Tenom, Keningau, Selangor, Kuala Lumpur dan Kalimantan Utara, Para Penasehat, Ketua, dan seluruh Pengurus cabang-cabang PBRTB, Ketua Dewan Adat Kecamatan Banyuke Hulu, Camat Banyuke Hulu, Kapolsek Menyuke dan Banyuke Hulu, Danramil Menyuke dan Banyuke Hulu, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Pendidik, Tokoh Pemuda, Tujuh Kepala Desa se-Kecamatan Banyuke Hulu, Tujuh Temenggung Desa se-Kecamatan Banyuke Hulu, Pimpinan Pabanta Band dan Anggotanya, Keluarga Besar Keturunan Tambak Baya dari silsilah Generasi pertama dan Generasi ke Lima dan Seterusnya, Panitia Penyelenggara Kegiatan Perayaan HUT ke-VII PBRTB dan masyarakat Semade yang hadir. (Kur/mk)
Comment