by

Pemerintah mulai Petakan Potensi nelayan kecil Di kabupaten Sambas

SAMBAS, Media Kalbar-

Dalam bentuk Perhatian Dinas Perikananan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sambas terhadap Nasib nelayan kecil, seperti nelayan yang beroperasi dengan kapal di bawah 5 gross ton (GT) dan nelayan pemakai alat tangkap tradisional perlu mendapat perhatian lebih serius dari pemerintah daerah.

Melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil, Dinas Perikanan Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sambas, Junihardy.S.Pi Biasa di sapa Pak Ning ini mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang mencoba melakukan pemetaan para nelayan kecil guna mengetahui efektifitas bantuan dan manfaat yang dirasakan.

“Harus ada korelasi positif antara bantuan alat tangkap yang kita berikan kepada nelayan kecil, dan produksi yang dihasilkan. Sehingga kita bisa melihat angkanya,” Ungkapnya, Selasa (29/6/2021).

Dikatakan Junihardy.S.Pi, berkaitan dengan tugas pemberdayaan yang dilakukan oleh bidang mereka. Bentuk pemberdayaan yang dilakukan berupa pemberdayaan fisik dan non fisik.

“Sarana dan prasarana tangkap nelayan kecil itu sangat tradisional. Jadi, kita coba mengalihkan ke teknologi yang lebih tinggi, tapi itu perlu kajian dulu soal kemampuan nelayan kita,” katanya.

Lanjutnya lagi Dia menjelaskan “Kita mencoba memetakan, alat tangkap yang rutin kita bantu, artinya nelayan sedang kita coba petakan kemampuannya.”Jelasnya

Junihardy mengatakan, penyesuaian bantuan alat tangkap yang digunakan nelayan sangat penting karena berdampak pada hasil tangkapan dan produksi ikan oleh nelayan.

Jika bantuan yang diberikan tepat sasaran, maka akan ada korelasi positif antara jumlah bantuan dan penghasilan nelayan.

“Tidak mungkin kita paksakan menggunakan alat tangkap yang lain. Jika di kawasan itu bukan alat tangkap yang selama ini mereka pakai, khusus untuk nelayan di sungai,” katanya.

Dia mengatakan, pemerintah daerah, memang harus memberikan bantuan prasarana tangkap secara berkelanjutan. Namun, juga harus disesuaikan dengan porsi anggaran yang ada.

“Kalau di sungai, permasalahannya adalah, tidak kontinyu nya produksi yang dihasilkan, karena bukan hanya dipengaruhi jenis alat tangkap tapi juga faktor air sangat berpengaruh,” katanya.

Dia mengatakan, selama ini, bantuan kepada nelayan kecil berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang porsinya kecil. Dia berharap, nantinya porsi bagi nelayan kecil bisa bertambah.

“Nelayan di air tawar ini kewenangan bantuannya di Kabupaten, dan itupun porsinya kecil. Karena terkendala anggaran, banyak program yang mau kita anggarkan, tapi anggarannya terbatas,” pungkasnya.

( Urai Rudi )

 

 

 

 

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed