by

Tahanan Kasus Korupsi Kabur, Kejari Kapuas Hulu Akan Selidiki Siapa Saja Yang Terlibat Larinya Dendi

Kapuas Hulu , Media Kalbar

Berdasarkan surat pemberitahuan dari Kepala Rutan Putussibau bahwa pada hari minggu tanggal 10 April 2022 sekira pukul 07.15 wib, telah melarikan diri seorang tahanan dari rutan Putussibau yakni Dendi Irawan.

Dendi Irawan merupakan tersangka Tindak Pidana Korupsi dalam Pembangunan Terminal Bunut Hilir Tahun 2018 yang ditangkap oleh Tim TABUR Intelijen Kejari Kapuas Hulu pada tanggal 02 April 2022 lalu.

Atas kejadian tersebut, Kepala Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu melalui Kasi Intelijen Adi Rahmanto menyatakan, bahwa pihaknya sangat menyesalkan terjadinya hal tersebut. Karena sebagaimana diketahui, selama proses penyidikan tersangka Dendi Irawan tidak kooperatif dalam memenuhi panggilan Jaksa penyidik pada Kejari Kapuas Hulu sehingga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sampai akhirnya dilakukan penangkapan, jelasnya kepada MediaKalbarnews.com, Senin ( 11/4/ 2022 )

Dengan adanya kejadian ini Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu akan menindaklanjuti kemungkinan adanya pihak – pihak yang terlibat dalam pelarian tersangka Dendi Irawan, tegas Adi Rahmanto

Menurut Adi Rahmanto, Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu juga menghimbau kepada tersangka Dendi Irawan untuk menyerahkan diri serta masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu yang mengetahui keberadaan tersangka Dendi Irawan untuk segera memberikan informasi kepada Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu, ungkapnya

karena baik itu hanya mengetahui keberadaan tapi tidak melaporkan apalagi membantu tersangka kabur atau membantu tersangka selama dalam pelarian, dapat dikenakan Pasal 21 UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) yang menyatakan, ujar Adi Rahmanto

“Setiap orang yang dengan sengaja mencegah, merintangi, atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tersangka dan terdakwa ataupun para saksi dalam perkara korupsi, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 12 tahun dan atau denda paling sedikit Rp150 juta dan paling banyak Rp600 juta.”, pungkas Adi Rahmanto ( * / ICG / MK )

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed