Kubu Raya, Media Kalbar
Persoalan ODOL membuat sejumlah pengusaha dan supir resah dalam menjalankan aktivitasnya beberapa minggu terakhir ini, untuk itu mereka datangi BPTD untuk beraudiensi dengan pejabat terkait.
Mereka datang kemarin siang di Kantor Balai Pengelola Transfortasi Darat XIV (BPTD XIV Kalbar di Terminal ALBN Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.
Audiensi dilaksanakan di ruang rapat BPTD XIV Kalbar, hadir dalam kesempatan tersebut Perwakilan Dinas Perhubungan Provinsi Kalbar, Kepala Dinas Perhubungan Kota Pontianak dan Kepala Dinas Perhubungan Kubu Raya, Kepala Organda, Perwakilan Dirlantas Polda Kalbar, Ketua Ombudsman, BPJN, dan Perwakilan Disperindag Provinsi Kalbar.
Dari audiensi yang dilakukan, ada lima poin pokok aspirasi yang disampaikan:
1. Semua stacholder yang hadir setuju penertiban odol untuk menuju zero odol tahun 2023
2. Perlu ditetapkan tarif dasar biaya jasa angkutan barang oleh instansi berwenang.
3. Perlu sosialisasi yang lebih intensif terkait angkutan kepada seluruh pelaku usaha (pengusaha barang, pengusaha angkutan, supir) dan pihak-pihak terkait.
4. Perlu kejelasan sanksi yang diberikan
5. Perlu kejelasan aturan tentang Kretaria zero ODOL.
Menindak lanjuti pertemuan tersebut, direncanakan akan ada rapat yang lebih besar lagi yang rencananya pada hari Jumat (27/2 ) di Qubu Resort Kubu Raya.
Kepala BPTD XIV KALBAR H.Syamsuddin, M.Si., menjelaskan bahwa sebenarnya Program Zero ODOL sudah sejak lama, sejak tahun 2017.
“Batasnya 2023 sudah benar-benar zero ODOL, makanya selama satu tahun ini kita melakukan sosialisasi yang lebih intensif. Bahwa pemerintah mengharapkan tahun 2023 itu tidak ada lagi angkutan barang yang Over demensi dan Over loading ” Jelas Syamsudin kepada sejumlah wartawan usai memberikan penjelasan kepada sejumlah pengusaha ekspedisi dan puluhan supir truk, Rabu (23/2).
Menurut Syamsudin saat ini pihaknya sudah melibatkan semua stakeholder, “Yang dulunya ada di jembatan timbang, sekarang sudah melibatkan pihak kepolisian, Dinas Perhubungan dan juga instansi lainnya, karena pengetatan ini maka ada reaksi.” Jelasnya.
Ditegaskan Syamsudin, bahwa bagaimana pun juga pihaknya tidak bisa membiarkan truk-truk yang Over Dimensi dan Over loading,
“Karena di jalan itu banyak kendaraan lain yang lewat. Kita harus menjamin keselamatan pengguna jalan lainnya. ” Tegasnya.
Selama ini dan menjelang zero odol 2023, pihaknya intens melakukan sosialisasi dilapangan langsung.
Karena ODOL tersebut membahayakan lalu lintas dan juga kerusakan jalan.(Amad)
Comment