by

Dekranasda Kalbar Luncurkan 12 Ragam Corak Baru Melayu Dan Dayak Khas Kota Singkawang

SINGKAWANG, Media Kalbar

Sebanyak 12 Ragam Corak Melayu (RCM) dan Ragam Corak Dayak Salako (RCDS) Kota Singkawang diluncurkan secara resmi di Mess Daerah Kota Singkawang, Rabu (1/6).

Masing-masing enam RCM dan enam RCDS khas Singkawang ini, bakal menjadi pembeda dari corak melayu dan dayak daerah lain.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalbar Hj. Lismaryani meresmikan peluncuran RCM dan RCDS Kota Singkawang yang disaksikan langsung Gubernur Kalbar H. Sutarmidji S.H., M.Hum., Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie S.E., M.H., Wakil Wali Kota Singkawang Drs. H. Irwan M.Si, Anggota DPR RI Dapil Kalbar Katherine A Oedoen dan Sekda Prov. Kalbar dr. Harisson M.Kes., Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Prov. Kalbar Windy Prihastari, S.STP., M.Si., Forkopimda Provinsi dan Kota Singkawang serta masyarakat yang menghadiri perhelatan tersebut.

 

“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim saya secara resmi meluncurkan 12 Ragam Corak Melayu (RCM) dan Ragam Corak Dayak Salako (RCDS) Kota Singkawang sebagai Corak milik Kota Singkawang,” ungkap Ketua Dekranasda Provinsi Kalbar Hj. Lismaryani saat peluncuran produk batik tersebut.

Dirinya berharap, dengan diluncurkannya 12 RCM dan RCDS ini dapat dipublikasikan secara baik untuk diketahui oleh masyarakat, baik masyarakat Kota Singkawang maupun masyarakat Kalbar secara luas. Selain itu juga, dengan adanya ragam corak tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi para perajin Kota Singkawang.

“Saya berharap RCM dan RCDS ini bisa meningkatkan perekonomian para perajin dan masyarakat kota singkawang pada umumnya,” harapnya.

Sementara itu ditempat yang sama, Gubernur Kalbar H. Sutarmidji S.H., M.Hum., mengutarakan dengan adanya RCM dan RCDS ini diharapkan dapat menambah corak-corak pakaian yang ada di Kalbar.

“Jadi Ragam Corak Melayu (RCM) dan Ragam Corak Dayak Salako (RCDS) ini, menambah hasana karya dari corak-corak pakaian yang ada di kalbar. Karena singkawang, kota pontianak, kabupaten sambas, kabupaten mempawah, kabupaten kubu raya, kabupaten sintang, kabupaten sanggau dan yang juara nasional itu kabupaten kapuas hulu, semua sudah punya memiliki corak pakaian,” ujar Gubernur Kalbar H. Sutarmidji S.H., M.Hum.

Tak hanya itu saja, ia akan membawa seluruh corak-corak pakaian yang ada di kalbar untuk dipamerkan tingkat internasional yang akan digelar pada bulan september mendatang di negara jerman.

“Nanti pada bulan september tahun ini akan digelar expo di Jerman, dan kita diberikan dua stand pameran secara gratis oleh panitia, kita akan tampilkan corak pakaian yang ada di kalbar. Saya berharap ini membuat dunia UMKM Kalbar semakin melesat,” harapannya.

Selain itu, dirinya mengingatkan RCM dan RCDS untuk didaftarkan hak intelektualnya guna melindungi kekayaan intelektual yang dimiliki agar tidak diakui oleh orang lain.

“Jangan lupa untuk didaftarkan hak kekayaan intelektualnya supaya terlindungi. Jangan sampai sembarangan orang atau daerah lain yang mengklaim milik mereka, karena saya melihat karya ini unik serta memiliki potensi untuk berkembang sehingga menjadi pilihan bagi masyarakat kalbar. Karena saya yakin, karya yang dihasilkan tidak kalah dengan corak pakaian daerah lainnya yang selama ini sudah dikenal secara luas,” tegasnya.

Wali Kota Singkawang Tjhai Cui Mie S.E., M.H. dengan peluncuran RCM dan RCDS Singkawang adalah kesinambungan, berkelanjutan darinpengembangan motif atay ragam corak yang ada lebih dahulu di Kota Singkawang yang diinisiasi oleh Pemkot Singkawang, pihak swasta maupun masyarakat Kota Singkawang, diantaranya motif yang dikenal sebelumnya adalah Tidayu, Batik Tiga Penjuru Kota Singkawang dan Motif Tenun Sisik Naga dari kreasi lomba motif yang diadakan beberapa waktu yang lalu.

“Pemkot Singkawang sangat mengapresiasi harmonisasi nyata yang terwujud dalam bentuk-bentuk kreasi kerajinan yang ada. Saya berharap hal ini dapat diikuti oleh komunitas, paguyuban, kelompok, organisasi masyarakat Kota Singkawang lainnya untuk menciptakan ragam corak serta motif baru yang berangkat dari akar budaya leluhurnya yang kemudian dikolaborasikan dengan harmonisasi kultur budaya masyarakat Kota Singkawang sendiri, sehingga kedepannya akan semakin banyak pilihan – pilihan ragam corak atau motif yang berangkat dari riset ilmiah akar rumput yang kuat, agar memiliki karakter dan dapat dinarasikan sehingga mampu menghasilkan karya yang unik dan indah,” ungkap Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie S.E., M.H. (hms/mk)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed