Pontianak, Media Kalbar
Terkait adanya rumah mewah dibangun diduga untuk Hadiah pejabat Teras Kalbar, Ketua Umum Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Burhanuddin Abdullah meminta agar pihak Bank Kalbar tidak menutupi informasi tersebut.
” Minta BPD atau Bank Kalbar Tak Usah Menutup Terkait Informasi tentang Pembangunan Rumah Mewah yang di duga dibangun oleh Bank Kalbar Sebagai BUMD, Dalam rangka keterbukaan Informasi Publik No 14 tahun 2008 sangat jelas Pemerintah menekankan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa Informasi yang memang dibutuhkan oleh Masyarakat.” Ungkap Burhanuddin Abdullah, Jumat (4/8).
Menurutnya, Akibat pihak BPD tertutup dengan informasi ini malah semakin tajam pemikiran masyarakat terhadap dugaan rumah mewah ini untuk pejabat.
“Dalam kontek Hukum , bangunan rumah mewah ini belum bisa di deteksi persoalan pelanggaran hukumnya. Karena belum ada fakta yang bisa dijadikan petunjuk bahwa bangunan rumah itu bernilai bermasalah. Masih butuh proses untuk menemukan fakta bila memang itu ada indikasi terjadi masalah.
” Karena itu Laki minta Pihak Bank kalbar tidak usah takut, ragu dan risih ketika masyarakat minta penjelasan informasi terkait bangunan rumah mewah tersebut bila memang pihak Bank Kalbar memandang rumah itu tidak bermasalah. Jelaskan saja kepada Publik tentang keberadaan rumah mewah itu, Untuk apa dan uangnya dari mana.” Ujarnya.
Jangan pernah pihak pihak penyelenggara negara menutup nutupi informasi yang memang dibutuhkan oleh publik. Kecuali informasi yang dikecualikan. Karena informasi yang selalu ditutupi akan terjadi sesuatu masalah yang akan terjadi Tindak Pidana Korupsi.
“Kemudian bila rumah mewah ini dibangun oleh pihak BUMD untuk kepentingan pejabat maka bisa dimungkinkan masuk unsur Gratifikasi sesuai UU No 31 tahun 1999 Jo UU No 20 tahun 2001 pasal 12B jo pasal 12.c. untuk tidak ada penafsiran publik yang keliru dan bahkan bisa menimbulkan Fitnah atau Pembohongan Publik Laki sarankan ke Bank Kalbar untuk menjelaskankan informasi yang jelas tentang rumah mewah tersebut.” Pungkasnya. (Amad)
Comment