Sambas, Media Kalbar – Kabupaten Sambas tengah menghadapi ancaman serius dengan meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan hingga 10 Desember 2024, tercatat 350 kasus DBD dengan penyebaran terbesar di Kecamatan Sambas yang mencatat 103 kasus.
DBD adalah penyakit akibat virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejala yang ditimbulkan meliputi demam tinggi, nyeri otot, dan sakit kepala. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat berujung pada komplikasi serius yang mengancam jiwa.
Penyebaran Kasus DBD di Sambas
Berikut rincian penyebaran kasus DBD di Kabupaten Sambas:
1. Kecamatan Sambas: 103 kasus (tertinggi)
2. Teluk Keramat: 39 kasus
3. Pemangkat: 27 kasus
4. Jawai, Sebawi, Sejangkung: masing-masing 25 kasus
5. Tebas: 23 kasus
6. Kecamatan lainnya mencatat angka mulai dari 1 hingga 17 kasus.
Lonjakan kasus ini dinilai berkaitan dengan perubahan musim dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Upaya Penanganan dan Pencegahan
Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat untuk aktif dalam mencegah penyebaran nyamuk pembawa virus DBD melalui langkah-langkah berikut:
1. Program 3M Plus: Menguras, Menutup, Mengubur, serta menaburkan larvasida pada tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
2. Penggunaan kelambu atau lotion anti nyamuk, terutama saat tidur.
3. Edukasi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya DBD.
4. Segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala demam tinggi yang berlangsung lebih dari 2 hari.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, Dr. Ganjar Eko Prabowo, menegaskan pentingnya partisipasi aktif masyarakat untuk memerangi DBD. “Kita harus bersatu melawan ancaman ini. Kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama untuk melindungi keluarga dan masyarakat dari penyakit berbahaya ini,” tegasnya.
Dukungan Layanan Kesehatan
Sebagai bentuk respons cepat, Dinas Kesehatan telah meningkatkan kesiapan fasilitas kesehatan di seluruh kecamatan. Posko siaga DBD juga akan didirikan untuk memastikan pasien mendapatkan penanganan tepat waktu.
Dengan 350 kasus yang tercatat, DBD di Sambas menjadi peringatan bahwa langkah preventif harus lebih ditingkatkan. “Ayo, jaga lingkungan kita agar bebas dari nyamuk penyebab DBD. Bersama, kita wujudkan Sambas yang sehat dan aman,” pungkas Dr. Ganjar. (Rai)
Comment